Steven Tach, Dari Desain Interior ke Mode

Desainer Jepang Steven Tach
Sumber :
  • www.steventach.com

VIVA.co.id - Salah satu perancang busana internasional yang akan berpartisipasi dalam ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2015 ialah perancang asal Jepang, Steven tach. Pria kelahiran tahun 1979 ini bergelar Bachelor of Science di bidang Architecture and Building Engineering dari The Shibaura Institute of Technology, Tokyo. Hingga kini ia merupakan anggota dari Architectural Institute of Japan. 

Setelah bekerja di sebuah perusahaan desain interior, ia sempat menjadi seorang Public Relation di salah satu brand fashion. Steven kemudian meluncurkan labelnya sendiri yang dinamakan STeVen TACH pada tahun 2011. Di tahun 2014, ia lalu meluncurkan label keduanya, Bau Steven Tach yang berkolaborasi AEON. 

Baru di tahun 2015 inilah Steven bekerjasama dengan partner Indonesianya, Mulia Denny, dan meluncurkan label internasional yang dinamakan FashUnica by STeVen TACH yang awalnya masih menggunakan material bahan dan produksi asli dari Jepang untuk pasar Indonesia.

Di gelaran IFW 2015, Steven akan memperkenalkan busana-busana rancangannya yang dibuat menggunakan kain-kain tradisional Indonesia. Hal itu ia ungkapkan dalam konferensi media yang digelar di Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat, baru-baru ini:

Berikut ini adalah wawancara khusus VIVA.co.id dengan Steven Tach.

Anda dulu adalah seorang desainer interior, mengapa tertarik menjadi perancang busana?

Sebenarnya pekerjaan saya sekarang mirip dengan apa yang saya pelajari saat kuliah jurusan arsitektur dulu. Saya berpikir jika saya menjadi desainer interior saya mungkin tidak bisa keluar dari Jepang. Sedangkan menjadi perancang busana saya bisa mengembangkan kemana pun dan memiliki banyak link di dunia internasional. Desainer interior dan perancang busana juga pada dasarnya hampir sama, sama-sama merancang, membuat layout dan menggambar.

Apa inspirasi dari busana-busana rancangan Anda?

Insipirasinya dari konsep-konsep Jepang dan benda-benda. Biasanya dengan melihat satu benda, saya akan mengapresiasinya dan dari sana keluarlah rancangan dan gambar. 

Koleksi busana Steven Tach

Koleksi busana Steven Tach di berbagai pergelaran busana. | Dok. Istimewa

Di IFW 2015 Anda akan menampilkan busana dari kain tradisional Indonesia. Apa kesulitan yang Anda temui saat merancang busana menggunakan bahan khas Indonesia?

Sulit sekali bekerja dengan bahan-bahan tradisional Indonesia. Tapi yang paling sulit adalah layout-nya. Begitu juga saat menempelkan manik-manik atau motif bahan yang harus dikombinasikan secara khusus supaya lebih bagus.

Bicara mengenai kain tradisional, Indonesia memiliki pakem dan aturan khusus. Apakah itu membebani Anda?

Ria Miranda Hadirkan Keindahan Pantai di IFW

Tidak. Saya diberi keleluasaan dalam bekerja menggunakan kain tradisional Indonesia sehingga saya bisa bebas berkreasi dan tidak perlu mengikuti pakem. Saya hanya fokus mempelajari bahan-bahan tersebut dan memikirkan apa model yang bisa dibuat dari bahan-bahan ini.

Setelah IFW, terobosan apa lagi yang akan Anda lakukan?

Koleksi Misterius Dian Pelangi di IFW 2016

Saya akan mencoba mengkombinasikan bahan-bahan tradisional Indonesia  seperti tenun, songket dan batik dengan bahan dari Jepang.

Apa perbedaan selera mode Indonesia dan Jepang?

IFW 2016, Nunung dan Aming Jadi Model Dadakan

Orang Indonesia sangat senang mengenakan busana berwarna cerah seperti merah. Orang Jepang kurang suka warna-warna cerah. Mereka lebih suka warna-warna pucat.

 

Baca juga:

 

(ren)

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya