Mencipta Ilusi Lewat Tata Rias Spesial

Walking Dead
Sumber :
  • Dok. AMC
VIVA.co.id
- Selama ini
make-up
atau riasan wajah lebih sering dikaitkan dengan urusan kecantikan. Padahal, ada yang dinamakan
special effect make-up
atau riasan yang sengaja dilakukan untuk menciptakan efek-efek tampilan tiga dimensi pada wajah hingga keseluruhan tubuh seorang performer atau aktor.


Anda mungkin berpikir perias
special effect i
ni hanya ada di Amerika untuk menggarap film-film horor dan
science fiction
Hollywood. Jangan salah, karena di Indonesia sendiri profesi
special effect make-up artist
pun mulai populer sejak beberapa tahun terakhir.


Berbeda dengan riasan untuk kecantikan, riasan
special effect
dilakukan untuk menciptakan ilusi visual pada wajah dan tampilan seorang performer. Ialah Dick Smith orang yang menjadi pelopor riasan
special effect
di AS yang hingga kini banyak dilakukan untuk film-film garapan Hollywood.


Dia menciptakan banyak teknik dari banyak bahan seperti prostetik, lateks, silikon dan sebagainya. Pria yang telah tutup usia pada tahun 2014 lalu itu juga melahirkan banyak special effect make up artist yang menangani deretan film
box office
.


Menurut Reza Pramezworo, film maker sekaligus
make-up artist
dari 9MM, special effects and creature studio, riasan
special effect
telah lama digunakan biasanya untuk acara-acara tertentu seperti
masquerade, halloween
dan
cosplay
. Namun, riasan ini semakin populer karena telah digunakan di dalam film-film Hollywood.


"Intinya,
special effect make-up
adalah menciptakan ilusi visual atau trik yang digunakan di tubuh seorang performer untuk acara tertentu," ujar Reza kepada
VIVA.co.id
beberapa waktu lalu.


Selanjutnya... Dari lebam hingga monster




Dari lebam hingga monster


Reza, yang telah bergelut di dunia
make-up artist
sejak tahun 2012, mengatakan bahwa hal mendasar dalam riasan
special effect
adalah menciptakan lebam, luka-luka hingga kerutan wajah seseorang.


"Kalau di film
action
itu memar-memar seperti sehabis ditonjok, luka tembakan dengan efek darah sampai riasan wajah seperti di film zombie," jelasnya.


Setelah menguasai
basic
, baru bisa berlanjut ke level riasan special effect selanjutnya yaitu prostetik untuk menciptakan dahi, hidung, telinga dan rambut untuk karakter orang cacat. Kemudian level riasan ketiga yakni menciptakan riasan untuk
creature
atau karakter khas seperti tokoh-tokoh dengan tampilan fisik unik di film
Star Wars
.


Reza telah beberapa kali merias pemain untuk film-film horor dan laga di Indonesia. Salah satu film yang ia tangani merupakan film bertema zombie yang mengharuskannya merias para
talent
agar tampilan wajahnya penuh dengan bekas luka, memar hingga luka menganga.


Harrison Ford Nyaris Tewas saat Syuting Star Wars
Selain Reza, ada pula MM Earlene, wanita Indonesia yang terkenal dengan
channel
Gaun Unik dari 10 Ribu Lego Terinspirasi Star Wars
YouTube pribadi berisi tutorial riasan wajah. Kepada
VIVA.co.id
Star Wars Kalahkan Avatar dan Titanic
, ia mengaku belajar merias wajah secara otodidak.

Sebelum belajar tentang riasan special effect, Earlene lebih dulu menguasai trik-trik riasan cosplay , istilah Bahasa Inggris buatan Jepang yang berasal dari gabungan kata costume dan play .

Cosplay secara umum berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan riasan wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam film, kartun, buku, dongeng, permainan video, penyanyi, musisi idola dan sebagainya.

Orang yang memiliki hobi itu disebut cosplayer . Mereka umumnya pandai merias wajah layaknya tokoh favorit mereka.

"Saya mulai terjun ke dunia make-up artist sekitar setahun yang lalu. Awalnya suka banget nonton YouTube berjam-jam dan mencoba-coba merias sendiri," ujar Earlene.

Ia kemudian belajar riasan special effect sejak bergabung ke komunitas pecinta film zombie yang dinamakan Indonesia Zombie Club.

"Di situ saya menjadi salah satu leader
-nya. Jadi kita banyak melakukan
trial and error
. Kita mencoba-coba merias sendiri dan rutin latihan praktik untuk acara-acara televisi dan diundang sebagai tamu
event-event,
" ujar wanita yang juga sempat belajar tata dasar merias di Martha Tilaar.


Meski
cosplay
juga banyak melibatkan teknik riasan
special effect,
namun menurut Earlene cosplay lebih mengedepankan karakter yang dibawakan.


"
Basicnya cosplay
itu kecintaan terhadap suatu karya bisa komik, film, dan sebagainya. Jadi kita sebagai kanvas dari representasi seorang karakter mulai dari
make-up,
kostum hingga
role play,
" ucap Earlene.


Selanjutnya... Tersandung biaya




Ketika biaya jadi sandungan


Menurut Reza, sejalan dengan industri film tanah air yang masih berkembang, maka profesi special make up artist juga masih jauh dibandingkan di industri Hollywood.


"Banyak juga orang yang masih menganggap kita seperti orang salon atau perias kecantikan. Padahal perias kecantikan belum tentu bisa mengerjakan riasan
special effect,
" ujar Reza.


Ia juga mengatakan masih sulit baginya untuk merias
talent
atau aktor dari sebuah film secara detail dan maksimal karena terkendala biaya.


Itu karena biasanya tim produksi film hanya memintanya mengerjakan riasan
special effect
seadanya. Apalagi jika talent yang dirias tidak disorot kamera dari dekat, sehingga riasan wajah yang menampilkan efek-efek luka tidak perlu dibuat detail.


Tantangan lainnya ialah cuaca di Indonesia yang cenderung panas sehingga ketika syuting film di ruangan terbuka,
talent
yang dirias harus di-retouch beberapa kali.


"Belum lagi kalau orang yang dirias itu mudah berkeringat sehingga riasan gampang luntur atau rusak. Jadi daya tahannya tergantung lokasi dan adegan seperti action yang kebanting-banting gitu juga harus
touch up
," tambah Reza.


Bagaimana soal pendapatan? Reza mengatakan belum banyak orang yang menyadari talenta
special effect make-up artist
sehingga sering disamakan dengan perias salon. Berbeda dengan para ahli riasan
special effect
di Hollywood yang dibayar per jam.


Senada dengan Reza, Earlene mengatakan orang-orang Indonesia harus lebih banyak diedukasi mengenai bidang satu ini, karena usaha para perias special effect make up untuk melakukan
trial and error
terbilang besar walaupun banyak dari mereka yang belajar secara otodidak.


"Harusnya pendapatannya bisa lumayan tapi mungkin
demand
-nya tergantung kebutuhan. Karena kalau
make-up artist beauty
kan bisa untuk
kawinan
, acara-acara yang lebih seringlah. Sedangkan s
pecial effect make-up artist
lebih ke
project-project
tertentu. Turun level sedikit paling menangani riasan untuk
event
seperti Halloween," ungkap Earlene.


Namun, kata Earlene, sejak kemunculan film-film Amerika bertema zombie seperti
The Walking Dead
, euforia masyarakat Indonesia akan riasan
special effect
semakin tinggi. Bahkan banyak
make up artist
yang tertarik untuk belajar lebih banyak mengenai riasan special effect.


"
Hype
-nya besar banget. Sekarang awareness orang tentang
make-up
benar-benar
gila-gilaan
banget. Banyak orang yang mulai
indie
. Mereka ingin bikin film sendiri di YouTube dan berbagai sekolah sinema juga mulai mengajarkan
special effect
sebagai bagian dari sinematografi," ujar Earlene.


Di Indonesia sendiri, Earlene mengatakan sekolah merias wajah sudah begitu menjamur dan bahkan telah sampai pada gelar diploma. Sayangnya, sekolah yang menawarkan kelas pengajaran riasan special effect masih bisa dihitung dengan jari. Itulah alasannya banyak orang yang memilih belajar secara otodidak, membentuk komunitas dan sama-sama mencoba juga berbagi ilmu seperti komunitas
cosplayer
.


"Apalagi
tutorial make-up
di YouTube kan sudah banyak dan lengkap banget," tambah Earlene. (umi)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya