Sumber :
- VIVAnews/Marlina Irdayanti
VIVA.co.id
- Tekanan di pasar modal dan komoditas dunia berdampak pada menurunnya perkembangan industri tekstil dalam negeri. Bahkan, pada kuartal I 2015, sektor industri mengalami penurunan di angka 3 persen dibandingkan tahun lalu yang rata-rata pertumbuhan industri tiap tahun adalah 6 persen.
"Kita menurun 3 persen dibanding tahun lalu. Yang meningkat tajam itu di kimia dan farmasi. Akumulasi dari semua sektor industri itu 5,2 persen dari produk domestik bruto (GDP)," kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA), Harjanto, di acara Intex Show 2015, JCC, Jakarta, Rabu 10 Juni 2015.
Baca Juga :
Balmain Bakal Rilis Lini Pakaian Anak
"Bambu ini merupakan potensi yang besar buat industri tekstil ke depan-nya. Teknologinya sederhana. Kita bisa kembangkan ini untuk industri kecil dan perumahan," kata dia.
Untuk itu, ke depannya, pemerintah berencana untuk membangun nilai tambah untuk industri tekstil. Hal ini dalam rangka memuluskan rencana pemerintah terkait program national branding. "Value added dari industri ini harus dibangun. Value added tanpa branding, mereka tidak akan bisa berkembang lagi," ungkapnya. (one)
Halaman Selanjutnya
Untuk itu, ke depannya, pemerintah berencana untuk membangun nilai tambah untuk industri tekstil. Hal ini dalam rangka memuluskan rencana pemerintah terkait program national branding. "Value added dari industri ini harus dibangun. Value added tanpa branding, mereka tidak akan bisa berkembang lagi," ungkapnya. (one)