Ahmad Dimyati Kusumah: Bercermin pada Baladewa

Pimpinan Fraksi PPP MPR RI Ahmad Dimyati Natakusumah
Sumber :
VIVA.co.id
Setelah ke DPR, Zaskia Gotik Belajar Pancasila di Kemenhan
- Pimpinan Fraksi PPP MPR RI Ahmad Dimyati Natakusumah membuka pagelaran wayang kulit  di bundaran Tugu, persisnya di depan gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 26 September 2015.

Arzetti Bilbina: Biar Masyarakat Menilai Zaskia Gotik

"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim pagelaran wayang kulit dengan lakon Sang Baladewa saya buka dengan resmi," begitu kata Dimyati.
Zaskia Gotik Jadi 'Duta Pancasila,' Kok Bisa?


Selanjutnya Dimyati yang juga Wakil Ketua MPR periode 2004-2009 ini menyerahkan tokoh wayang kepada dalang Ki Ardhi Poerboantoto dalang kesohor arek Kota Malang. Dan, pagelaran wayang kulit dengan lakon Sang Baladewa pun dimulai. Ratusan penggemar wayang dari Kota Malang dan sekitar ini memenuhi sisi selatan Bundaran Tugu, tak jauh dari kantor Walikota Malang ini.


Ahmad Dimyati dalam sambutannya mengatakan, pagelaran wayang ini diselenggarakan oleh MPR bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Malang dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR. Sengaja dipilih wayang, jelas Dimyati, karena wayang sebagai budaya tradisional  dianggap bisa memasyarakatkan Empat Pilar sehingga masyarakat menjadi nasionalis, konstitusionalis dan betul-betul berbinneka tunggal ika, walau berbeda-beda tetap satu jua.


Lakon Sang Baladewa dipilih, menurut Dimyati, karena Baladewa menggambarkan tokoh yang kridibel, kapabel yang  akhirnya bisa memajukan masyarakat. "Mudah-mudahan Indonesia menjadi  maju," ujar Dimyati.


Sang Baladewa memang menceritakan perjalanan seorang remaja Prabu Baladewa yang bernama Raden Kokrosono. Meski menghadapi berbagai rintangan dan halangan, serta berkat ketekunannya Baladewa berhasil menduduki tahta dan pelungguhan Diraja Mandura dan menikah dengan Dewi Herawati, putri Prabu Salyoaji,  setelah melalui sayembara yang tidak ringan.


Dalam konteks Empat Pilar, menurut dalang Ki Ardhi, seorang pemuda harus gigih. Apapun yang dihadapi harus disikapi secara arif dan bijaksana. Jadi, walau bagaimanapun pemuda harus tetap menjadi agen perubahan. "Kalau pemuda melempen tentu akan merambah kepada sebuah bangsa dan negara," kata Ki Ardhi.


Jadi, kalau disinkronkan dengan sosialisasi Empat Pilar, menurut Adhi, kembali pada masa lalu, yaitu kepada sejarah terjadinya gerakan Budi Utomo yang melahirkan pergerakan Sumpah Pemuda yang akhirnya melahirkan kemerdekan NKRI, 17 Agustus 1945.


"Itulah kerja keras dan jerih payah  para pemuda  dalam rangka tegaknya kebenaran dan menunjukkan jati diri bangsa dalam menegakkan persatuam dan kesatuan bangsa," ujar Ki Ardhi.


Sementara itu, Kepala Biro Humas MPR RI Ma'ruf Cahyono, selaku ketua Panitia Pagelaran Wayang ini menjelaskan, wayang merupakan salah satu metode dari beberapa metode yang dilakukan dalam rangka sosialisasi Empat Pilar.


Sebagai salah metode efektif dalam menyosialisasi Empat Pilar, menurut Ma'ruf,  ini dilakukan sebagai  upaya agar Pancasila tidak hanya diketahui, tapi diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.


Ma'ruf juga menjelaskan bahwa MPR juga punya metode untuk internalisasi Pancasila dalam tataran lebih praksis, yaitu melalui gerakan "Ini Baru Ini Indonesia." Sebuah gerakan yang  dicanangkan pada peringatan Hari Pancasila 1 Juni 2015 di Blitar, Jawa Timur.


Pagelaran wayang di Malang ini dihadiri sembilan anggota MPR. Selain Ahmad Dimyati, juga hadir  Lukman Eddy (pimpinan Banggar), Faried Alfauzi (Hanura), Rofi' Munawar (PKS), Moreno (Gerindra),  Fandi Utomo (Demokrat), Nasim Khan (PKB), Kresna Dewanata (Nasdem), dan Anang Priantoro (kelompok DPD).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya