Satelit Lapan A2 Siap Bantu Lawan Kebakaran Hutan

Ketua LAPAN, Thomas Djamaluddin
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah berhasil mengirim Satelit LAPAN A-2 ke antariksa dengan ketinggian 650 kilometer. Satelit buatan anak negeri ini akan menjalankan tiga misi utama yaitu pemantauan maritim, pengawasan lingkungan, dan komunikasi radio amatir Indonesia.

Meski punya kemampuan tiga misi tersebut, Satelit LAPAN A-2 juga mampu diandalkan untuk 'berperang' melawan kebakaran hutan yang selalu terjadi di Indonesia.

Ketua Lapan, Thomas Djamaluddin, Senin 28 September 2015 mengatakan resolusi kamera satelit buatan anak negeri itu bisa memantau titik kebakaran lahan dan hutan di Indonesia.

"Dengan resolusi kamera bisa diperbesar 4 sampai 5 meter dan ada kamera video pencitraannya, itu bisa. Cuma kendalanya di awan," kata Thomas kepada VIVA.co.id, ditemui usai peluncuran satelit di Kantor Lapan, Jakarta Timur.

Meski terkendala adanya awan, LAPAN A-2 bisa mendapatkan citra kebakaran hutan dengan lebih baik. Sebab, satelit yang diluncurkan dari India itu melintasi wilayah Indonesia 14 kali setiap harinya. Frekuensi lintas wilayah Indonesia itu lebih banyak dibanding satelit citra yang lainnya.

"Dengan 14 kali itu kita bisa memantau (kebakaran hutan) secara lebih akurat. Jadi perkembangannya lebih cepat dari satelit citra yang ada," kata dia.

Soal kemampuan satelit penerus A-2 yaitu LAPAN A-3, Thomas mengatakan akan dilengkapi dengan teknologi yang lebih baik. Namun, kata dia, satelit penerus A-2 itu juga belum bisa menembus awan.

"Iya belum. Tapi segi kualitasnya kita tingkatkan," ujarnya.

Satelit A2 yang baru diluncurkan di India, sebenarnya sudah selesai dirakit sejak 2010 silam.

Menurut Kepala Pusat LAPAN Bandung, Halimurrahman, peluncuran satelit A2 harus tertunda selama lima tahun, lantaran menunggu roket pendampingnya dari India.

"Karena kita belum punya roketnya. Jadi menunggu India," ujarnya ditemui di Bandung.

Satelit yang dirakit di LAPAN Bogor dinilai memiliki kemampuan lebih baik daripada kakaknya, A1 yang sudah diluncurkan pada 2001 silam. Satelit ini dilengkapi sensor kamera dengan skala pantau mencapai enam meter.

"Padi atau sawah masih bisa terlihat, kalau manusia belum bisa terlihat. Satelit ini juga bisa digunakan jika memerlukan komunikasi ketika darurat bencana," kata Halimurrahman.

Selain itu, lanjutnya, satelit juga dilengkapi teknologi AIS (Automatic Identification System) atau alat yang mampu mendeteksi kapal-kapal besar. Juga berfungsi untuk memantau lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, dan eksplorasi sumber daya kelautan. Meski begitu, teknologi yang baru diluncurkan sekitar pukul 11.30 WIB itu belum mampu memantau titik api saat terjadi kebakaran hutan di Indonesia.

"Sampai sekarang masih menggunakan satelit dari Amerika, Terra dan Aqua. Mereka mengirimkan data kepada kami, yang langsung kami salurkan ke Pemerintah Daerah setempat," jelasnya.

Satelit yang didampingi oleh roket Astrosat PSLV-C30 tersebut, akan mengorbit hingga lintasan 650 kilometer. Sebelum akhirnya memisahkan diri dan mencari lintasan yang diinginkan.

"Kami berharap roket ini bisa beroperasi hingga 10 tahun ke depan," ujarnya.

Lapan Beri Tips Lihat Fenomena Langka di Langit Besok

Laporan: Meega Dwi Anggraeni/Bandung

Satelit Proba-V

Indonesia Berambisi Bangun Bandara Antariksa

Ada 3 lokasi terkait pembangunan bandar antariksa.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016