Perajin Batik Tak Terpengaruh Pelemahan Rupiah

Melihat Pembuatan Batik di Bandung Barat
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Batik Generasi Muda Danar Hadi dengan Sentuhan Modern
- Para pengusaha batik garutan di Garut, Jawa Barat, mengaku pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, yang terjadi saat ini tidak berpengaruh pada usaha dan produksinya. 

Carita Dasa Windu, Hadiah Eksklusif untuk Habibie
Rosa (45), salah seorang perajin batik garutan di Jalan Papandayan, Kecamatan Garut Kota, mengatakan walaupun nilai kurs dolar AS terhadap rupiah terus menguat, tetapi penjualan batik Garut tak pernah terganggu, bahkan menunjukkan kenaikan.

Batik Alleira Hadirkan Sisi Feminisme Wanita Urban
"Alhamdulillah, walaupun dolar AS naik terus, penjualan batik Garutan tetap jalan, sehingga produksi batik juga tidak pernah berhenti," ujar Rosa, Jumat, 2 Oktober 2015.

Padahal, harga batik Garutan termasuk mahal, dengan kisaran antara Rp500 ribu hingga Rp30 juta. 

Perlambatan ekonomi Indonesia juga tidak berpengaruh. Pemasaran berjalan normal, bahkan mengalami kenaikan hingga di atas 50 persen.

"Walaupun mahal, tetapi konsumen bukannya berkurang, tetapi justru bertambah bila dibandingkan saat dolar AS masih stabil," ungkap Rosa.

Rosa menuturkan, motif batik yang banyak diburu para konsumen adalah motif batik bernuansa flora dan fauna. Tetapi, tak kalah juga untuk batik yang dipengatuhi motif daerah Solo dan Yogyakarta, yaitu motif lereng, atau parang. 

"Kalau motif Garutan yang banyak dikejar konsumen, seperti motif ngibing, limar eneng, segi dodol, kembang, kelajengkin, lereng kecil, parang, dan domba Garut," ujarnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya