Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Tepat 23 tahun lalu, maskapai nasional Israel, El Al Israel Air mengalami kecelakaan terparah dalam kurun waktu lebih dari 44 tahun. Pesawat kargo jumbo yang tengah menempuh perjalanan dari New York menuju ke Tel Aviv, jatuh di Amsterdam, Belanda.
Stasiun berita
BBC
melansir burung besi itu jatuh di permukiman warga di pinggiran kota Bijlmermeer sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Alhasil, insiden itu menewaskan empat kru pesawat dan 47 orang di darat. Maskapai El Al Israel menabrak sebuah apartemen yang memiliki sembilan lantai. Total, 50 kamar apartemen hancur akibat insiden itu.
Menurut laporan, baru saja lepas landas, pilot mengirimkan sinyal darurat. Dia melaporkan dua dari empat mesin pesawat tidak berfungsi.
Pesawat diketahui tengah membawa 114 ton kargo ketika terbang menuju ke Tel Aviv dan transit di Amsterdam. Begitu jatuh, terjadi ledakan hebat dan api langsung menyambar ke seluruh area apartemen.
Baca Juga :
Antara Dukungan dan Keberlanjutan Ekonomi Lokal
"Orang-orang melompat dari balkon lantai tujuh karena merasa panik. Saya berupaya menyelamatkan beberapa orang, tetapi masih banyak korban lainnya yang terjebak. Mereka benar-benar sudah tidak tertolong," kata anggota militer itu.
Menurut laporan dari Yerusalem, tidak ada tanda-tanda serangan teroris dalam insiden itu. Namun, berdasarkan hasil penyelidikan, diketahui pesawat kargo itu juga membawa bahan untuk membuat senjata pembunuh massa, gas syaraf sarin. Diduga, hal tersebut coba ditutupi oleh otoritas berwenang.
Berdasarkan laporan resmi yang diterbitkan pada 1999, memastikan pemerintah gagal untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat dan memastikan pemeriksaan kesehatan terhadap korban.
Halaman Selanjutnya
"Orang-orang melompat dari balkon lantai tujuh karena merasa panik. Saya berupaya menyelamatkan beberapa orang, tetapi masih banyak korban lainnya yang terjebak. Mereka benar-benar sudah tidak tertolong," kata anggota militer itu.