Sumber :
- VIVA.co.id/Muhammad Solihin
VIVA.co.id
- Terkait Trans Pasific Partnership Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menilai bahwa Presiden sudah lebih mempelajari untuk konsekuensi.
Menurut Effendi karena fakta perdagangan bebas di negara-negara kawasan itu memang didirikan karena latar belakangnya ada persoalan rivalitas dari sisi perdagangan dengan Tiongkok.
"Memang sangat jelas fungsi dan tujuannya, nah persoalannya sekarang kalau Indonesia ingin masuk tentu harus berhitung juga apakah kita jauh kebih besar produk unggulan yang akan kita pasarkan di 12 negara itu, atau sebaliknya kita hanya akan dijadikan pasar untuk barang-barang dari 12 negara yang sekarang sudah menjadi member settled (anggota tetap) dari TPP itu," ujarnya di Jakarta, Senin 2 November 2015.
Terlepas dari itu, memang Effendi mengaku semakin prihatin melihat arah dari kebijakan pemerintahan Jokowi-JK.
"Jauh menjadi negara yang liberal kita. Jadi kalau sudah seperti itu ini kan sudah sangat bertentangan dengan trisakti, nawacita, ga ada lagi esensi roh dan jiwa dari kedaulatan itu," jelasnya.
Jadi menurut Effendi nawacita sebagai pengejawantahan dari semangat trisakti yang menjadi pegangan dari Jokowi.
"Saya kira bertentangan dengan kebijakan-kebijakan baik di tingkat kebijakan umum, politik, termasuk kebijakan di operasionalnya. Nah itu yang saya prihatin. Bahwa kita tidak juga kemudian katakanlah menolak memasuki sebuah komunitas, karena itu juga sebuah keniscayaan," tegasnya.
Baca Juga :
Banggar DPR: Target Tax Amnesty Terlalu Ambisius
Baca Juga :
Komisi XI: Postur APBN-P 2016 Tidak Kredibel
Komisi VII Dukung Upaya Pemerintah Perkuat Pertamina
Demi mencapai kedaulatan energi.
VIVA.co.id
4 November 2016
Baca Juga :