VIVA.co.id - Peneliti Jerman menemukan solusi bagi pasangan yang punya masalah lama tak bisa mengandung. Peneliti telah menemukan terobosan berupa robot sperma yang bisa mempercepat sperma berenang mencapai sel telur.
Untuk mempercepat sperma berenang itu, peneliti menggunakan ekor buatan magnetik yang berbentuk pembuka sumbat botol.
Dikutip Daily Mail, Senin, 18 Januari 2016, peneliti Jerman sudah membuktikan konsep aneh ini bekerja dalam labotorium. Dalam risetnya, mereka sudah membuktikan skema itu dengan menggunakan sperma sapi.
Peneliti Institute for Integrative Nanosciences, Lukas Schwarz, menjelaskan robot sperma memiliki diamater mini, hanya 4 ribu milimeter. Ekor magnetik itu, yang disebut heliks, akan menyesuaikan dengan ekor sperma dan akan meninggalkan kepala sperma untuk berinteraksi dengan sel telur.
"Heliks akan mengikuti rotasi medan eksternal dan kemudian berjalan melalui sekitar aliran seperti pembuka sumbat botol," kata Schwarz.
Peneliti mengatakan bisa mengendalikan arah heliks karena mereka bisa mengubah sumbu rotasi medan magnetik eksternal secara jarak jauh.
"Dengan kata lain, kami dapat menyetir mereka. Di dalam laboratorium, kami menyetir heliks untuk membuat mereka mengambil sel sperma dan memindahkan mereka ke sel telur," ujar Schwarz.
Peneliti mengatakan skema ini bisa meningkatkan peluang pria yang kemampuan berenang spermanya loyo.
Terkait masalah sperma yang kekuatan renangnya loyo, umumnya pria mengambil opsi penyuntikan sperma langsung ke dalam sel telur atau disebut skema ICSI. Opsi ini memang efektif tapi sangat mahal biayanya.
Opsi ICSI juga menimbulkan risiko pada wanita yaitu harus menjalani perawatan atas sel telurnya yang telah diekstrak.
Peneliti mengatakan karena skema robot sperma ini berhasil pada diterapkan pada sapi, peneliti kemudian menginginkan skema ini bisa diterapkan pada sperma manusia, meskipun peneliti meyakini terobosan ini bisa dianggap jauh melebihi batas. (ase)
Bahan Kimia yang Menutup Cahaya UV Mengganggu Sel Sperma
"Efek ini dimulai dengan dosis yang sangat rendah."
