- www.lapan.go.id/Odd Høydalsvik
VIVA.co.id – Tak jelas memang, pada abad berapa mitos dan keyakinan muncul menyambut datangnya Gerhana Matahari Total (GMT). Saat ilmu pengetahuan belum berkembang, bahkan matahari ketika itu menjadi benda favorit untuk disembah, karena dianggap kuat dengan pancaran sinarnya.
Anggota Himpunan Astonomi Amatir Jakarta (HAAJ), Muhammad Rayhan, mengungkapkan saat masyarakat sangat memuja matahari, namun seketika kegelapan datang sewaktu matahari muncul dengan teriknya, saat itulah mitos-mitos mulai bermunculan.
“Manusia kaget ketika kegelapan datang lebih awal, ketika bulan perlahan menutupi matahari dan siang hari tiba-tiba hilang beberapa saat. Dan saat itu, matahari sebagai kekuatan dianggap dikalahkan oleh sesuatu yang gelap, lawannya matahari. Gelap adalah keburukan,” ujar Rayhan menceritakan kepercayaan masyarakat semasa itu kepada VIVA.co.id, Jumat, 26 Februari 2016.
Bahkan, kata Rayhan, kegelapan tiba-tiba itu dianggap karena ada sebuah makhluk atau monster yang memakannya. Dicontohkan, seperti di India, menyebut serigala memakan matahari. Lalu di Vietnam, matahari dianggap dimakan oleh kodok raksasa.
“Personifikasi terkait dengan manusia jahat, monster dan binatang. Karena matahari total terjadi saat itu dianggap negatif,” ungkap Rayhan.
Tak jauh berbeda dengan Indonesia, Rayhan mengatakan, masyarakat Indonesia waktu GMT datang, mereka menganggap bahwa itu adalah sebuah aura yang negatif.
“Di Indonesia sendiri, ketika Gerhana Matahari, membunyikan gentongan, agar pergi. Jangan lama-lama di matahari,” ucap Rayhan.
Namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, hingga sekarang, menurut Rayhan, mitos-mitos itu pun mulai redup. (ase)
Jangan Panik Jika Siang Nanti Langit Mendadak Berubah Malam
Masyarakat jangan panik siang hari nanti langit mendadak seperti malam hari. Hal itu karena adanya ini.
