Playground of Parahyangan, Gelaran Seni Sekolah Cikal

Pameran seni dan budaya bertema Playground of Parahyangan murid-murid Sekolah Cikal.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Tasya Paramitha

VIVA.co.id - Sekolah menjadi rumah untuk belajar dan memperoleh banyak ilmu, sehingga harus lebih dari sekadar tempat murid meningkatkan kemampuan akademik. Itulah yang dilakukan Sekolah Cikal, yang merupakan komunitas pembelajaran seumur hidup bagi orangtua, murid, tim pekerja, sekaligus kesempatan berbagi dengan masyarakat di luar sekolah.

Sekolah pertama yang didirikan pada Oktober 1999 silam, kini telah memiliki enam sekolah di Indonesia. Setiap tahunnya, Sekolah Cikal mengadakan pameran dan pertunjukkan seni. Setelah Playground of Andallas (2009), Playground of Molucas (2010), Playground of Celebes (2011), Playground of Ujung Kulon (2012), Playground of Borneo (2014) dan Playground of Papua (2015), tahun ini Sekolah Cikal mengangkat tema Playground of Parahyangan.

Parahyangan dipilih sebagai tema tahun ini karena Jawa Barat menyimpan banyak cerita budaya bernilai tinggi, serta kekayaan alam yang perlu dilestarikan. Rangkaian kegiatan, meliputi art exhibition atau pameran karya anak, auction for donation atau lelang karya anak untuk donasi, dan school production atau pertunjukkan kesenian murid sekolah Cikal.

Art Exhibition Playground of Parahyangan dilaksanakan pada 25-28 Februari 2016 di Main Atrium Street Gallery, Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan. Terdapat puluhan karya anak Sekolah Cikal yang berasal dari kelas prekindie (usia 3 tahun) sampai dengan Primary (usia 12 tahun) yang tergabung dalam klub seni Sekolah Cikal, yaitu klub melukis, komputer grafis, dan fotografi.

Seluruh karya dibuat dengan mengangkat elemen desain dari daerah Parahyangan dan akan dilelang secara terbuka bagi umum. Sementara itu, school production yang merupakan serangkaian pertunjukan seni murid Sekolah Cikal mulai dari usia 2-12 tahun, yang akan berlangsung di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat.

Kepala Sekolah Cikal, Pia Adiprima menuturkan bahwa acara tahunan tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap pendidikan dan masyarakat sosial di Tanah Air yang membutuhkan bantuan.

"Sekolah Cikal punya suatu divisi yang memiliki program. Bentuknya ada beberapa macam. Jadi ini seperti CSR, ada kelas sosial gratis untuk lingkungan sekitar untuk membantu mereka yang membutuhkan bantuan. Tahun lalu, kami membantu salah satu sekolah di Papua. Pernah juga di Ujung Kulon bersama WWF," ujarnya kepada VIVA.co.id di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Minggu sore, 28 Februari 2016.

Dia melanjutkan, untuk pameran, lelang karya anak dan pertunjukan kesenian tahun ini, donasi akan diberikan kepada SDN 01 Cisarua, Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat. Beberapa bantuan yang diberikan, antara lainĀ  pelatihan guru dari Kampus Guru Cikal seperti strategi mengajar numeral serta literasi dan penyuluhan pendidikan seksual dan perilaku, juga buku-buku untuk perpustakaan.

"Kami bekerja sama dengan beberapa organisasi dan yayasan, salah satunya Cahaya Guru, untuk membantu sekolah lain di daerah-daerah yang membutuhkan bantuan," ucap Pia.

Sekolah Cikal sendiri merupakan sekolah nasional yang mementingkan perkembangan anak secara keseluruhan dan mengajarkan nilai-nilai, baik agama maupun budaya, seperti sekolah lain di Indonesia. Meski menggunakan kurikulum internasional serta metode pengajaran dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris, sekolah yang terdiri dari preschool hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) ini juga selalu menyisipkan ilmu dan pengetahuan mengenai budaya Nusantara.

Mengapa Jokowi Pertontonkan Koleksi Lukisan Istana
Carita Dasa Windu, Batik Rudy Habibie

Carita Dasa Windu, Hadiah Eksklusif untuk Habibie

Batik ini bercerita tentang kisah hidup Habibie.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016