VIVAnews - Setelah Barack Obama terpilih menjadi presiden Amerika Serikat (AS) berikutnya, saham-saham di bursa Wall Street, New York, justru anjlok dalam perdagangan Rabu sore, 5 November 2008 (Kamis pagi WIB). Para investor kembali merasa khawatir akan resesi yang berlarut-larut. Indeks Dow Jones kehilangan hampir sebanyak 500 poin. Demikian pula dengan indeks-indeks utama lain yang rata-rata jatuh lebih dari lima persen.
Indeks saham industri Dow Jones anjlok 486,01 poin (5,05 persen) ke level 9.139,27. Padahal indeks blue chip tersebut naik lebih dari 300 poin pada perdagangan Selasa, 4 November 2008. Pekan lalu indeks Dow juga meningkat 11,3 persen, perolehan mingguan terbesar sejak tahun 1974.
Sementara indeks S&P 500 jatuh sebanyak 52,98 poin (5,27 persen) ke level 952,77. Melalui enam sesi perdagangan Selasa lalu, indeks yang dijadikan acuan oleh para profesional pasar itu meningkat 18,3 persen.
Indeks gabungan Nasdaq merosot 98,48 poin (5,53 persen) ke level 1.681,64. Indeks perusahaan-perusahaan skala kecil Russell 2000 jatuh 31,33 (5,74 persen) ke level 514,64.
“Kami lihat para investor memasuki pasar di menit-menit terakhir menjelang penutupan dan volume rendah membuat saham naik turun. Benar-benar menakutkan,” ungkap Al Goldman, ahli strategi pasar dari Sekuritas Wachovia.
Pasar memang menghendaki Obama menang dalam pemilihan. Namun, para analis mengatakan bahwa pasar mulai mencemaskan siapa yang akan dipilih Obama sebagai Menteri Keuangan dalam pemerintahannya nanti. Begitu juga dengan siapa yang akan dipilih Obama untuk menduduki posisi-posisi di kabinet.
“Perayaan sudah berakhir. Hari ini kita melihat sedikit realitas,” kata Al Goldman. “Presiden terpilih Obama masuk ke dalam sebuah situasi dengan pengalaman terbatas. Ia harus menangani perekonomian dengan masalah-masalah serius di dalamnya. Belum lagi persoalan perang dan terorisme. Benar-benar pekerjaan berat,” lanjut Goldman. (AP)
VIVA.co.id
29 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Ijeck mengajak masyarakat Sumut, dan Indonesia untuk mendoakan Timnas, agar memetik kemenangan dalam laga ini. Ijeck mendoakan anak asuh Shin Tae-yong menembus final.
Pada tahun 2021, nominal ini turun menjadi Rp 1,2 juta, mencerminkan perubahan kondisi dan kebutuhan. Namun, di tahun 2022, meskipun pandemi telah mulai mereda, kenaikan
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) kembali memulai program Bantuan Subsidi Upah (BSU). Pada tahun itu, BSU memberikan bantuan satu kali sebesar Rp 600 ribu. Ini lebih
BSU mendapatkan dukungan pemerintah sebesar Rp 2,4 juta selama pandemi COVID-19 yang dimulai pada tahun 2020. Pada tahun 2021, nominal ini turun menjadi Rp 1,2 juta, men
Selengkapnya
Isu Terkini