26-5-1960: Tanggung Malu, AS Tuding Soviet Memata-matainya

Presiden AS, Dwight D. Eisenhower tak kuasa menanggung malu akibat insiden jatuhnya pesawat mata-mata U-2.
Sumber :
  • Eisenhower Library

VIVA.co.id – Hari ini, 56 tahun silam, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat menuding Uni Soviet melakukan kegiatan mata-mata di Kedutaan Besarnya di Moskow selama bertahun-tahun.

Duta Besar AS untuk PBB, Henry Cabot Lodge, menjelaskan tuduhan ini adalah upaya AS untuk menangkis kritikan Soviet pascajatuhnya pesawat mata-mata U-2 pada awal Mei.

Menurut situs History, saling tuding dua negara adidaya ini berawal dari jatuhnya U-2 usai ditembak rudal pengendali darat Soviet, pada 1 Mei 1960, di dekat kota Sverdlovsk. Sejatinya, pesawat andalan Paman Sam itu tak terdeteksi radar.

Meskipun Washington pada awalnya membantah pesawat mereka jatuh, namun Soviet dapat membuktikannya melalui bongkahan pesawat dan tertangkapnya sang pilot, Francis Gary Powers.

AS tetap bersikukuh dan menyatakan bahwa mereka tidak melakukan apa-apa karena telah keluar jalur dan melewati Uni Soviet secara tidak sengaja. Namun, justru AS menuding balik Soviet memata-matainya. Sampai-sampai, Lodge membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB.

Di sana, ia memperlihatkan lambang Amerika Serikat yang terbuat dari kayu yang di dalamnya terpasang perangkat transmisi. Tak hanya itu. Ia mencatat lebih dari 100 perangkat sejenis telah ditemukan di Kedutaan Besar AS di Moskow serta negara satelit Soviet beberapa tahun terakhir.

Perwakilan Soviet di Dewan Keamanan hanya terkekeh mendengar celoteh Lodge. Dengan bukti yang tak terbantahkan itu membuat AS malu besar, termasuk Presiden Dwight D. Eisenhower.

Tak ada cara lain, Eisenhower pun terpaksa mengakui secara terbuka ke publik bahwa mereka memang memata-matai negeri Tirai Besi itu melalui ketinggian hampir 70 ribu kaki atau sekitar 23 ribu meter di atas permukaan air laut

Kenya Diduga Diretas Hacker China Gegara Utang, RI Diimbau Waspada

Lalu bagaimana nasib pilotnya? Gary Powers mengaku bersalah telah melakukan kegiatan spionase dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Dua tahun kemudian, tepatnya 10 Februari 1962, ia akhirnya bebas melalui pertukaran mata-mata dengan anggota KGB, Rudolf Abel di Jembatan Glienicke, Berlin, Jerman Timur.

(ren)

Hadir di Persidangan, Donald Trump Sempat Full Senyum
VIVA Militer: Ilustrasi mata-mata China

AS dan Inggris Sebut China Lakukan Hal Mengerikan Ini, Korbannya Jutaan

Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah mengajukan tuduhan terhadap China atas dugaan spionase siber yang diyakini telah merugikan jutaan orang semua.

img_title
VIVA.co.id
8 April 2024