Industri Makanan dan Minuman Makin Menjanjikan

Ilustrasi industri makanan dan minuman.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Kinerja industri makanan dan minuman (mamin) dalam negeri masih menunjukkan capaian positif, sehingga mampu memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.

Dulu Beli Holden, Kini Mobil Buatan RI Siap Dijual ke Australia

“Industri mamin merupakan sektor yang sangat strategis dan berkontribusi terhadap industri pengolahan non migas sebesar 31,51 persen, di mana industri pengolahan non migas berkontribusi sebesar 18,41 persen terhadap PDB nasional,”  kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Struktur Industri Ngakan Timur Antara, dilansir dari laman Kemenperin, Rabu 1 Juni 2016.

Pada triwulan I tahun 2016, pertumbuhan industri mamin sebesar 7,55 persen atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2015 yang mencapai 7,54 persen. Bahkan, kinerja industri mamin tersebut melampaui pertumbuhan industri non migas pada triwulan I tahun 2016 sebesar 4,46 persen.

Di Indonesia Cuma Segini Orang yang Mampu Beli Mobil Pribadi

Kinerja positif juga ditunjukkan dari kontribusi nilai ekspor produk mamin sebesar US$5,6 miliar pada tahun 2015, sedangkan pada triwulan I 2016 mencapai US$2,37 miliar.

“Pertumbuhan industri mamin juga dapat dilihat dari nilai investasi, di mana perkembangan realisasi investasi pada triwulan I tahun 2016 sebesar Rp8,9 triliun untuk PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan PMA (Penanaman Modal Asing) sebesar US$468,86 juta,” tuturnya.

RI Lepas Ekspor Minuman Beralkohol Perdana Diageo ke Thailand

Guna meningkatkan pertumbuhan industri mamin nasional, selain berperan aktif dalam penciptaan iklim investasi yang kondusif, Kemenperin juga terus memfasilitasi promosi produk industri mamin baik di dalam maupun luar negeri.

“Kegiatan promosi yang rutin dilaksanakan setiap tahun, di antaranya Pameran Industri Makanan dan Minuman serta Bazaar Lebaran yang dilaksanakan di Plasa Pameran Industri, Gedung Kementerian Perindustrian,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kemenperin Abdul Rochim mengatakan, industri mamin menduduki posisi strategis dalam penyediaan produk siap saji yang aman, bergizi dan bermutu.

Agar memenuhi ketiga aspek utama tersebut, langkah yang dilakukan antara lain mendorong penerapan SNI,Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Food Hygiene, Food Safety, dan Food Sanitation.

Selanjutnya, memberlakukan Standar Pangan Internasional (CODEX Alimentarius) yang menjamin bahwa perusahaan menerapkan cara pengolahan dan sistem manajemen keamanan pangan yang baik mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan, serta distribusi dan perdagangannya.

”Dalam persaingan global, Indonesia saat ini berpartisipasi aktif di dalam forum Codex Allimentarius Commission (CAC) yang bertujuan untuk membahas standar mutu dan keamanan pangan dunia yang terkait dengan kepentingan industri,” katanya. Sedangkan, dalam proses integrasi ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun ini, sektor pangan merupakan salah satu sektor yang akan dipercepat pelaksanaannya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya