Ingin Lebih Kaya ? Jadikan Investasi Sebagai Gaya Hidup

Ilustrasi investasi.
Sumber :
  • Rumahku.com

VIVA.co.id – Banyak orang ingin menjadi lebih kaya, tetapi hanya sedikit yang mau memulai berinvestasi. Padahal, menurut Head of Intermediary PT Schroder Investment Management Indonesia Teddy Oetomo, kita perlu menganggap investasi sebagai bagian dari gaya hidup, seperti juga pengeluaran.

Tiga Cara Atur Anggaran Liburan

"Kita cenderung berpikir bahwa kita mulai berinvestasi, ketika kita memiliki lebih banyak uang. Sebenarnya, kita perlu berpikir sebaliknya," kata dia di Jakarta, Senin 13 Juni 2016.

Teddy berpendapat, walaupun dalam suatu kesempatan kita memiliki uang yang sangat banyak, apabila kita tidak dapat mengelolanya dengan baik, uang itu akan hilang secepat sebagaimana kita mendapatkannya.

Lima Kebiasaan Miliarder yang Bisa Ditiru

Dia mencontohkan, hidup Ronald Read menjadi bukti bahwa investasi yang tepat, bahkan dengan penghasilan yang tidak besar, dapat menghasilkan kekayaan yang besar. Ronald adalah seorang penjaga pompa bensin dan petugas kebersihan yang mengumpulkan kekayaan US$8 juta selama masa hidupnya dari manfaat bunga berbunga atas kepemilikannya di pasar ekuitas.

Ronald mengakumulasikan kekayaannya tanpa mendapatkan suatu rejeki nomplok dari warisan, atau memenangkan undian apapun. Tentu saja, US$8 juta bukan suatu jumlah yang luar biasa.

Waspadai Investasi Abal-abal, Kenali Ciri-cirinya

Tetapi, apabila kita mengingat bahwa Ronald hanya mendapatkan penghasilan yang tidak besar, sebagai seorang penjaga pompa bensin dan petugas kebersihan, kita menjadi bertanya-tanya bagaimana caranya mengumpulkan kekayaan tersebut.

"Pada akhirnya, untuk mengumpulkan kekayaan, kita perlu untuk menjadikan investasi sebagai bagian dari gaya hidup kita," tuturnya.

Apakah yang dimaksud dengan untuk menjadikan investasi sebagai bagian dari gaya hidup kita?

Teddy mengatakan, kita perlu memastikan bahwa sebagian dari penghasilan kita di kesampingkan untuk berinvestasi. Pada kesempatan pertama, persyaratan ini kedengarannya sangat berat, karena persyaratan ini mewajibkan, kelihatannya, suatu disiplin yang berat untuk melakukannya.

"Mari kita mengambil satu contoh sederhana, apabila kita menjadikan berlari sebagai bagian dari gaya hidup kita, setiap pelari pasti mengetahui bahwa ada hari-hari di mana sepertinya ada hambatan untuk melakukan latihan 10 km. Namun, untuk kebanyakan orang yang telah menjadikan lari sebagai bagian dari gaya hidup mereka, kita semua mengetahui bahwa ada waktu di mana kita harus disiplin dan melakukan latihan olahraga, bahkan pada hari-hari di mana kita sekedar tidak ingin melakukannya sama sekali," ujarnya.

Ketika kita menjadikan investasi sebagai bagian dari gaya hidup, kata Teddy, kita menjadi perlu untuk menghabiskan waktu untuk memeriksa, meriset, dan mempelajari investasi dan produk-produk investasi. Tanpa menyadarinya, kita memberikan banyak upaya untuk mempelajari hal-hal yang kita jadikan bagian dari gaya hidup kita dan kita menikmatinya.

Dengan demikian, ketika kita menjadikan investasi sebagai bagian dari gaya hidup kita, kita juga akan menjadi disiplin untuk menempatkan bagian dari penghasilan kita untuk berinvestasi.

Kita juga akan berupaya untuk mempelajari produk-produk investasi dan harapan-harapan yang dapat terjadi. Hal ini, harus menjadi bagian dari gaya hidup kita dan kita akan menikmati prosesnya, karena kita sedang mencoba mengembangkan kekayaan kita untuk masa depan. Bagaimana pun juga, berinvestasi tidak memerlukan modal awal yang sangat besar.

"Di Indonesia, persyaratan minimal untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen keuangan tertentu seperti misalnya reksadana, adalah tidak besar, yaitu pada angka Rp100 ribu atau kurang dari US$10," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya