- Pixabay/tabeajaichhalth
VIVA.co.id – Menurut sebuah presentasi yang baru-baru ini dilakukan oleh Bella DePaulo, PhD, seorang ilmuwan di University of California, pada Konvensi Tahunan Ke-24 American Psychological Association, orang-orang yang dengan legowo menerima hidup tanpa pasangan akan lebih mengalami pertumbuhan dan perkembangan psikologis dibandingkan rekan-rekan mereka yang menikah.
"Kekhawatiran akan dampak buruk kesendirian dapat mengaburkan manfaat baik dari hidup sendiri. Sudah saatnya memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kehidupan orang-orang lajang. Yang dapat mengenali kekuatan dan ketahanan sesungguhnya dari mereka yang melajang, dan apa yang membuat hidup mereka lebih berarti," kata DePaulo seperti diutip laman Brit.co.
Dalam presentasinya, DePaulo mengutip sebuah penelitian yang telah menemukan bukti konkret bahwa orang lajang lebih menghargai kerja dibandingkan orang yang sudah menikah. Dan penelitian lain yang mengatakan orang lajang lebih dekat dengan teman-teman dan keluarga mereka.
Selain itu, DePaulo juga memberikan pencerahan kepada rekan-rekannya mengenai kurangnya penelitian yang dilakukan pada orang lajang. Kebanyakan penelitian hanya menggunakan orang lajang sebagai subjek untuk dibandingkan dengan orang yang sudah menikah, tanpa mempelajari secara spesifik bagaimana kehidupan mereka sebagai pria dan wanita lajang.
Namun, sayangnya DePaulo tidak menyisihkan informasi menarik lainnya dari penelitian ini, yaitu bahwa orang melajang seumur hidupnya menunjukkan ketekunan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang sudah menikah. Dan, jika Anda semakin puas dengan diri Anda, maka Anda cenderung tidak akan mudah terusik dengan emosi negatif.
Meski begitu, masih banyak hal yang harus dipelajari lebih jauh mengenai psikologis melajang. Di Amerika Serikat, hampir setengah dari populasi orang dewasa hidup melajang.
5 Penyebab Ini Jadi Biang Kerok Warga Korsel Gak Mau Nikah
Tak sedikit juga pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak, fenomena ini dapat diamati di berbagai negara, termasuk Korea Selatan (korsel). Hal ini menjadi biangnya
