Opera Kecoa, Sarat Makna dan Penuh Tawa

Pementasan Opera Kecoa
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Sejak pementasan terakhirnya pada 2003, Opera Kecoa kembali dipentaskan oleh Teater Koma pada Rabu 9 November 2016, pukul 19.30 WIB di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Lakon ini menggambarkan kehidupan kecoa, alias orang kecil yang berjuang mati-matian untuk menyambung hidup.

Teater ini membawakan cerita ringan, namun pesan dan kritik yang disampaikan cukup menyentil bagi penonton. Awal pertunjukan dibuka dengan lagu berjudul Jula Juli Tanpa Harapan.

"Mereka merindukan rerumputan,
Sementara yang lain berkelimpahan
Mereka cuma kecoa, kecoa
Sementara yang lain, garuda.
"

Di atas adalah penggalan lirik lagu yang cukup menggambarkan kisah seperti apa yang ditampilkan.

Adalah Julini (Joind Bayuwinanda) dan Roima (Bayu Dharmawan Saleh), sepasang kekasih -waria dan laki-laki- yang membuka cerita di lakon karya Nano Riantiarno ini. Keduanya berjuang melawan kenyataan hidup di kota dan kemunculan tokoh-tokoh lain seperti gerobolan PSK (Pekerja Seks Komersial), waria, bandit, dan pejabat menampilkan permasalahan yang berbeda-beda, namun umum terjadi di masyarakat.

Walaupun pertunjukan ini memakan waktu kurang lebih 3,5 jam dan berujung tragis, tidak ada rasa bosan karena selalu saja ada banyolan serta tingkah laku lucu dari para tokoh. Selain itu, akan banyak kejutan yang disuguhkan dalam penyampaian alur cerita.

Teater tidak hanya berisi dialog semata, tetapi juga diselingi dengan sembilan lagu ciptaan sang sutradara sekaligus penulis naskah, Nano Riantiarno yang diaransemen oleh Fero A. Stefanus dengan koreografi apik khas Teater Koma.

Namun, lakon ini hanya bisa dinikmati oleh mereka yang cukup umur atau 18 tahun ke atas, karena memang terdapat adegan vulgar yang sebaiknya tidak dipertontonkan untuk mereka yang masih di bawah umur.

Julini, Tokoh Favorit Penonton Opera Kecoa

Lakon ini pertama kali dipentaskan Teater Koma pada 1985 di Graha Bhakti Budaya. Pementasan lakon ini sempat dilarang pentas pada 1990, di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), dan tidak diberi izin pentas keliling ke Jepang. Setelah 13 tahun pelarangannya, lakon ini kembali dipentaskan pada 2003 di GKJ.

Harga tiket masuk (HTM) untuk menonton Opera Kecoa dibanderol mulai harga Rp150 ribu - Rp400 ribu (Jumat, Sabtu, Minggu) dan Rp100ribu - Rp300 ribu (Selasa, Rabu, Kamis). Di hari Senin, HTM akan diberi diskon sebesar 20 persen. Pertunjukkan dimulai pukul 19.30 WIB, kecuali hari Minggu pukul 13.30 WIB. Pertunjukan ini akan digelar untuk umum, mulai 10 hingga 20 November mendatang. (ap)

Kelly Tandiono Kesulitan Ucapkan Bahasa Jawa
Teater Koma Lakon J.J Sampah-sampah Kota

Setelah 40 Tahun, Teater Koma Pentaskan Lagi 'J.J Sampah-sampah Kota'

Kembali mendulang sukses.

img_title
VIVA.co.id
29 Oktober 2019