- VIVA.co.id/Putri Firdaus
VIVA.co.id – Ajakan ‘Cintai produk Indonesia’ atau ‘Ayo beli barang dalam negeri’ tentu sudah tidak asing terdengar. Jika kalimat tersebut memang betul diamalkan, maka dampaknya akan sangat besar terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia sendiri.
Dr. Nining I Soesilo, MA selaku Pendiri dan Pembina UKM Center Universitas Indonesia menjelaskan betapa besar pengaruh daya beli masyarakat terhadap barang produksi dalam negeri, terutama yang berasal dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Ini (UMKM) adalah sektor yang pertumbuhannya besar dan kontribusinya nomor dua terbesar setelah manufaktur," ujar Nining saat konferensi pers Kopdar Akbar Bukalapak di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 28 November 2016.
Menurutnya, UMKM merupakan bagian dari pengembangan berkelanjutan yang memberikan dampak positif bagi banyak pihak, terutama mereka yang berasal dari kalangan menengah ke bawah.
Namun, ia menyayangkan bahwa barang-barang impor sudah mendominasi konsumsi pasar Indonesia, sehingga produk dalam negeri tidak biaa menjadi tuan di tanah sendiri.
"Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dikontribusi oleh konsumsi sebesar 60 persen dan itu tidak berubah dari dulu. Kita memang pasar dari barang seluruh dunia," katanya menambahkan.
Dengan angka yang sedemikian besar, seharusnya tidak hanya mampu mengonsumsi, tetapi masyarakat Indonesia diharapkan juga mampu menjual produk-produknya ke luar negeri. Caranya tentu dengan mulai membeli produk dalam negeri.
Keuntungan penjualan secara perlahan nantinya akan meningkatkan kualitas barang yang dihasilkan.
"Mengapa usaha mikro tidak bisa besar? Karena barangnya enggak ada yang beli," kata Nining.
(ren)