Luxembourg Jajaki Investasi Farmasi

VIVAnews - Negara Luxembourg sedang menjajaki investasi di Indonesia. Investasi ini bisa dalam bentuk investasi langsung maupun melalui perusahaan patungan. Selama ini, negara berpenduduk lebih dari 400 ribu jiwa ini bergerak di bidang jasa keuangan.

Industri jasa keuangan Luxembourg telah berhasil di beberapa negara Asia, tapi belum ke Indonesia. 

Menteri Perindustrian Fahmi Idris menyarankan, untuk menanamkan modal di industri farmasi dan pengolahan karet. "Dua industri tersebut yang sedang berkembang di Indonesia," ujar Fahmi saat menerima kunjungan Menteri Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri Luxembourg Jeannot Krecke, Duta Besar Luxembourg untuk Hong Kong, dan Kadin Luxembourg, di Departemen Perindustrian, Jakarta, Selasa 11 November 2008.

Jeannot mengatakan, kedatangannya dalam rangka mencari informasi sebenarnya tentang iklim investasi di Indonesia. Selama ini, informasi yang diperoleh dari media luar negeri menunjukkan iklim investasi Indonesia yang buruk.

"Setelah ini saya akan kembali ke Luxembourg dan menyampaikan bahwa Indonesia masih berpotensi untuk investasi," kata Jeannot.

Menurutnya, pemerintah Indonesia sangat terbuka mengenai investasi di iklim investasi di Indonesia. Fahmi Idris, kata Jeannot, mengatakan, pemerintah Indonesia harus mengikuti peraturan pembatasan impor bagi impor farmasi. "Kecuali kami membangun pabrik di sini," ujarnya.

Istri Tak Percaya Brigadir Ridhal Ali Tewas Bunuh Diri: Janggal Sekali, Sangat Tidak Mungkin
Anies Baswedan bersama Prabowo Subianto di kantor KPU Jakarta

Kalah di Pilpres 2024, Anies Ingin Keluar Secara Terhormat

Kalah Di Pilpres 2024, Anies Ingin Keluar Secara Terhormat

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024