- VIVA.co.id/Bobby Agung
VIVA.co.id – Indonesia dikenal memiliki segudang ragam seni tari yang khas dan berbeda di setiap daerahnya. Tak ayal, upaya mengukuhkan medium seni tersebut menjadi salah satu keharusan atas dasar eksistensi kebudayaan.
Indonesia Dance Community, salah satu komunitas tari Tanah Air, menganjurkan kalau seni tari menjadi bagian dalam sistem pendidikan bangku sekolah. Hal ini diutarakan Hartati selaku salah satu pendiri komunitas tersebut.
“Kita ingin menyampaikan bagaimana tari mampu menjadi elemen yang penting. Tari harus menjadi bagian dari sistem pendidikan Indonesia,” ujarnya, di Taman Ismail Marzuki, kawasan Cikini, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Bukan tanpa sebab, ketika hal tersebut diutarakan. Lebih lanjut, Hartati berujar bahwa seni tari mampu menjadi cerminan budaya bangsa Indonesia karena mengandung aspek pendidikan, kesenian dan berbudi pekerti.
“Bahkan di masa-masa isu tentang plurasime mencuat seperti sekarang, saya rasa tepat untuk dunia tari Indonesia bersuara. Betapa sebetulnya, kegiatan tari-menari dalam Indonesia itu banyak sekali,” kata Hartati, menambahkan perkataannya.
Meski seni tari kerap masuk dalam pelajaran di sekolah, namun menurut Yola Yulfianti, pendiri Indonesia Dance Community lainnya, medium tersebut kerap kali disamaratakan tanpa memandang aspek identitas pada letak geografis tertentu. Bila ditilik lebih dalam, setiap daerah perlu untuk merekatkan jati dirinya sesuai dengan tarian khas yang ada.
“Pelajaran seni tari itu sering disejajarkan, padahal setiap daerah itu kulturnya berbeda. Jakarta Dance Carnival (JDC) 2017, merupakan kampanye kita terhadap seni tari di Indonesia,” tuturnya.
Belum lama ini, Indonesia Dance Community, bekerja sama dengan sejumlah pihak, berencana untuk kembali mengadakan perhelatan JDC 201 sebagai upaya melestarikan seni tari Tanah Air. Berkonsep ala pesta rakyat dengan ragam kegiatan berbeda seperti karnaval, sajian kuliner nusantara dan lain-lain, acara ini bakal digelar pada Sabtu, 6 Mei 2017 mendatang di Taman Ismail Marzuki.
