Indahnya Sendratari Ramayana dalam Balutan Kritik

Sendratari Ramayana
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto (Semarang)

VIVA.co.id – Gerak tubuh ratusan anak-anak hingga orang dewasa berpadu apik dalam sebuah panggung pertunjukan. Pertunjukan itu bertajuk Sendra Tari Ramayana dengan balutan warna-warni kostum megah nan mewah.

Polisi Panggil Penyelenggara Pertunjukan Seni di Alun-alun Surabaya

Ratusan penonton di Balairung Universitas PGRI Semarang (UPGRIS)  siang itu sontak terhibur. Tak hanya indahnya lekuk tubuh para penari, pertunjukan kolosal itu juga dibalut drama satir yang mengampanyekan penyelamatan lingkungan.

"Sengaja kami libatkan 200 penari yang rata-rata usia anak-anak. Ini merupakan kerjasama Sanggar Greget Semarang dengan kampus Upgris," kata Pimpinan Produksi Sendratari Ramayana, Maharani Hareskaesi, Senin, 19 Desember 2016.

Timbulkan Kerumunan, Pertunjukan di Alun-alun Surabaya Dihentikan

Pertunjukan berdurasi lebih dari satu jam itu, kata Maharani, diracik dengan 12 rangkaian tari dengan mengambil kisah zaman Ramayana. Seperti tari Kenari, Tari Kacil, Tari Kijang, Tari Rewandha, Tari Bunga, Tari Pohon, Tari Jurit Alengka hingga Tari Putri Taman Saka.

Menurut Pengasuh Sanggar Greget Yoyok Bambang Priyambodo, Tari Ramayana sengaja dipilih karena banyak adegan yang menarik. Seperti adegan Shinta hilang hingga Dhasamuka gugur. Cerita itu diracik apik dengan balutan kritik terhadap pemerintah, khususnya terkait penyelamatan alam.

Indonesia Sukses Tundukkan Rusia dan Iran di Spanyol

"Banyak hutan yang digunduli untuk dijadikan perumahan hingga industri ini menjadi keprihatinan. Karena praktis flora dan fauna tergusur dengan cepat," kata Yoyok.

Kegelisahan itu kemudian dirangkum dalam pertunjukan. Yoyok kemudian mempresentasikan kehidupan hutan dan hewan dalam tarian yang dibawakan oleh ratusan penari dengan warna-warni kostum yang menarik. 

"Pementasan ini merupakan pendekatan sosial. Kita juga merefleksikan kehidupan pemimpin daerah yang masih abai terhadap persoalan kerakyatan," kata dia.

Ketua Yayasan Upgris, Sudharto mengaku sangat mengapresiasi pementasan itu. Menurutnya gelaran seni khususnya Sendratari patut dilestarikan. Sebab tari merupakan seni tradisi yang paling mudah dinikmati oleh semua kalangan dan lintas usia.

"Apalagi seni tari mampu membangun karakter anak. Selain mereka terlibat, tari juga akan mendidik dengan segala filosofinya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya