RI Jadi Pasar Global, Kemendag Gaet Polri Lindungi Konsumen

Mendag dan Kapolri saat MoU pengawasan perdagangan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bayu Nugraha

VIVA – Guna menjaga perlindungan terhadap konsumen di Tanah Air Kementerian Perdagangan dan Kepolisian Republik Indonesia sepakat untuk saling mendukung penegakan hukum, pengawasan dan pengamanan di sektor perdagangan.

Mendag Prediksi RI Bakal Jadi Raksasa Perdagangan Karbon Dunia

Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Senin 8 Januari 2018.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, kerja sama dua lembaga ini dilakukan sebagai bentuk sinergitas Kementerian Perdagangan dan Polri dalam mengawasi tindak kejahatan di bidang perdagangan.

Hadapi Tantangan Pandemi COVID-19, RI Desak WTO Direformasi

Menurut Enggar, masyarakat Indonesia yang jadi target pasar global, tak jarang justru jadi korban lantaran kualitas produk luar yang mengabaikan kualitas.

"Dipayungi kerja sama ini, kita bisa lebih menjaga kualitas dari berbagai produk yang dikonsumsi masyarakat kita. Perlindungan konsumen jadi salah satu prioritas," kata Enggar dalam sambutannya.

Pengamat: UU Cipta Kerja Buang Hambatan yang Jegal Perdagangan RI

Penandatangan kerja sama ini merupakan tindakan lanjutan dari kerja sama yang diteken sebelumnya pada 4 Januari 2013 dan telah berakhir pada 4 Januari 2018.

Kala itu memorandum of understanding (MoU) diteken Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Syahrul Mamma dan Kabareskrim Polri, Komjen Ari Dono Sukmanto.

Ruang lingkup kerja sama tersebut meliputi koordinasi kegiatan dalam bidang pertukaran data dan informasi, penegakan hukum, pengawasan, pengamanan, dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam sambutannya menyebut, persaingan global ke depan bukan dari kekuatan militer atau senjata. Namun, kekuatan ekonomi suatu negara dapat menguasai dunia.

"Dunia internasional bukan lagi pertarungan senjata, tapi pertarungan ekonomi. Yang sekarang siapa yang kuat ekonomi, dia yang kuasai. Maka sektor perdagangan jadi kunci," tegas Tito.

Ia menuturkan, Indonesia adalah negara besar dengan sumber daya manusia dan luas wilayah yang besar. Untuk itu, ia memprediksi pada 2045, Indonesia bisa menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia.

"Tapi dengan syarat terjadi stabilitas politik dan keamanan kita bisa jaga. Kemudian, pertumbuhan ekonomi di atas lima persen. Makin tinggi makin baik. Kami liat dua-duanya punya korelasi timbal balik, politik dan keamanan yang baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya