BI Pastikan Sumber Pelemahan Rupiah Bukan dari Dalam Negeri

sorot non tunai - bank indonesia - bi
Sumber :
  • REUTERS/Iqro Rinaldi

VIVA – Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Doddy Zulverdi menegaskan pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang terjadi saat ini sama sekali tidak dipengaruhi faktor domestik. Melainkan, tetapi lebih karea faktor global.

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

Doddy menjelaskan, hal tersebut terbukti dari berbagai indikator ekonomi Indonesia yang bergerak positif saat ini. salah satunya pertumbuhan ekonomi kuartal IV yang melebihi ekspektasi BI. 

"Banyak variabel indikator ekonomi domestik yang justru perkembangannya positif," kata Doddy di kantor BI, 1 Maret 2018.

Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah

Dia mencontohkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV yang mencapai 5,19 persen di  proyeksi BI sekitar 5,07 persen hingga 5,1 persen, menunjukkan kepercayaan investor masih tinggi terhadap Indonesia.  Hal itu jelas menopang rupiah untuk tidak melemah lebih dalam. 

"Perbaikan ekonomi kita di kuartal IV itu didukung terutama investasi, khususnya investasi swasta, selain juga ekspor," tegasnya.

Gubernur BI Proyeksikan Rupiah Baru Balik ke Rp 15.000-an pada Kuartal IV-2024

Apalagi menurutnya, pelemahan mata uang itu tidak hanya terjadi di beberapa negara berkembang seperti Indonesia. Mata uang negara-negara maju saat ini juga mengalami pelemahan.

"Mulai dari Swedish corona lemah 4,8 persen, dolar Kanada lebih dari 4 persen, dolar Australia 3,9 persen. Kemudian poundsterling Inggris hampir 3 persen, bahkan Norwegia yang dikenal sangat kaya juga kena dampak pelemahan hampir 2,5 persen,” tambahnya. 

Karena itu dia pun mengimbau masyarakat tidak khawatir dengan hal ini. BI meyakini fenomena ini hanya sementara. 

“Jadi seluruh mata uang dunia termasuk yang kita kenal mata uang negara kuat ikut melemah," tegasnya. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya