China Tegaskan Perang Dagang Trump Bumerang Bagi AS

Kapal yang membawa barang-barang peti kemas ke China.
Sumber :

VIVA – Upaya perang dagang yang dilakukan Amerika Serikat terhadap China yang menaikkan tarif tambahan atas barang impor senilai US$34 miliar pada Jumat lalu dinilai dapat merugikan perekonomiannya sendiri.

BPS Sebut Seruan Boikot Produk Israel Tidak Signifikan Pengaruhi Kinerja Perdagangan

Dilansir dari Xinhua, Sabtu 7 Juli 2018, perang dagang justru membuat eksportir AS akan mengalami kerugian, karena mereka juga akan kehilangan fasilitas besar yang diberikan China untuk memperluas pasar.

Selain itu, importir asal AS yang selama ini membutuhkan barang dari China ke depan juga akan mengalami kesulitan, terlebih importir harus mencari ke sumber lain yang harganya mungkin telah meningkat.

Bea Cukai Dukung Perdagangan Internasional Melalui Program AEO

Bahkan, berdasarkan survei CEO dari 200 perusahaan besar AS menunjukkan bahwa 90 persen eksekutif khawatir biaya yang lebih tinggi akibat dari gesekan perdagangan tersebut.

Ditambah, 95 persen eksekutif dari perusahaan tersebut menganggap potensi kemerosotan dalam ekspor sebagai akibat dari pembalasan mitra dagang asing yang berupa risiko sedang atau signifikan.

Gencarkan Perdagangan Internasional, Bea Cukai Bahas Skema Ketentuan ATIGA

Sebelum kebijakan AS dilakukan, data statistik menyebutkan ekspor China ke Amerika Serikat meningkat 5,4 persen pada semester pertama 2018, angka itu lebih lambat 13,9 poin dari periode yang sama tahun lalu.

Asosiasi Pedagangan Internasional China, Li Yong mengatakan keputusan AS untuk melakukan perang dagang telah mengikis kepercayaan para importir, dan dapat menyebabkan kekacauan dalam rantai pasokan global.

Menurut dia, hal itu terlihat dari Wall Street yang telah menyatakan ketakutannya. Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 1.000 poin dari level tertingginya pada pertengahan Juni, sementara S&P 500 juga turun terutama karena kekhawatiran tentang perang perdagangan mulai terlihat.

Tak hanya itu, OECD pun memperkirakan bila AS naikkan tarif impornya maka akan berdampak ke negara lain dan biaya perdagangan global naik sebesar 10 persen, sementara volume perdagangan turun sebesar 6 persen, serta menyeret ekonomi global turun 1,4 persen. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya