Hadapi Tekanan Perang Dagang, Menko Darmin Minta Tak Perlu Grasa-grusu

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution
Sumber :
  • VIVA/Novina Putri Bestari

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, situasi ekonomi global saat ini sedang bergolak terlebih karena perang dagang antara Amerika Serikat-China dan kebijakan moneter di negara maju, seperti AS. 

Strategi RI Hadapi Perang Dagang di Tengah Pandemi COVID-19

Darmin berharap Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bisa semakin efektif melakukan koordinasi, di tengah situasi ekonomi dunia yang tidak menentu itu. Hal itu menjadi harapan Darmin di ulang tahun ke-52 Kemenko Perekonomian yang diperingati Minggu, 22 Juli 2018. 

"Dengan adanya perang dagang,  normalisasi kebijakan moneter di negara maju semua itu ya pasti punya dampak pada kita dan harus merespons, tapi tidak perlu juga grasa grusu," ujar Darmin di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta. 

Airlangga Dorong Indonesia Produksi Vaksin Mandiri

Jika itu direspons dengan grasa-grusu oleh Pemerintah, dia khawatir hal tersebut malah mendorong runtuhnya rezim multilateral perdagangan global yang saat ini sedang berjalan. 

"Sekarang ini cenderung memang, terutama setelah AS melakukan langkah yang tidak mengikuti pakem multilateral ya mulai bergolak dia," katanya. 

Perang Dagang Australia-China Memanas, Harga Batu Bara Acuan Naik

Selain perang dagang dan kebijakan moneter negara maju, Darmin mengatakan, kondisi neraca perdagangan Indonesia saat ini pun defisit. Untuk itu, dia berharap, dengan umur lembaga yang dipimpinnya mencapai 52 tahun ini, seluruh tugas dan fungsinya bisa membuat ekonomi Indonesia lebih baik ke depannya. 

"Ulang tahunya gampang diinget, tahun 1966. Menko pertama dibentuk setelah situasi (bergolak) 1965, berarti sudah 52 tahun. Sejak itu menko eksis. Tugas dan fungsinya lebih banyak mengkoordinasi, ketimbang pekerjaan operasional. Kerjaan kita sebenarnya kebijakan dan koordinasi kebijakan di semua bidang," ujarnya. 
 

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

RI Coba Manfaatkan RCEP Tarik Investasi ke Pasar Modal

72 persen aliran investasi asing yang masuk ke Indonesia ternyata berasal dari negara anggota RCEP. 

img_title
VIVA.co.id
3 Januari 2022