Bisakah Krisis Ekonomi Turki Menjalar ke RI, Begini Kata Bappenas

Presiden Turki Tayyip Erdogan
Sumber :
  • REUTERS / Goran Tomasevic

VIVA – Jumat 10 Agustus 2018, nilai tukar mata uang Turki lira mengalami kejatuhan terburuk sejak 2001, yakni mencapai 18 persen. Dan sepanjang 2018 kurs lira juga sudah tersungkur hingga 42 persen terhadap dolar AS.

Indonesia dan UEA Sepakat Tinggalkan Dolar AS Dalam Transaksi Bilateral

Akibat kondisi tersebut Turki mulai memasuki krisis keuangan dan memicu kecemasan akan menularkan krisis dengan cepat ke pasar keuangan Eropa dan pasar keuangan negara berkembang lainnya.

Lalu bagaimana dampaknya terhadap ekonomi RI?

Rupiah Kembali Anjlok ke Level Rp 16.234 per Dolar AS

Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur, Bambang Prijambodo mengatakan dampak krisis Turki ke Indonesia masih sangat kecil.

Menurut dia, terjadinya pelemahan nilai tukar lira terhadap dolar AS dan membuatnya memasuki krisis keuangan adalah karena faktor domestiknya sendiri, sehingga fundamental ekonomi Turki menjadi kurang baik.

Yen Amblas ke Level Terendah dalam 34 Tahun, Menkeu Jepang Bakal Ambil Tindakan

"Turki lebih karena domestiknya. Fundamental ekonomi Turki kurang baik," tegas Bambang saat dihubungi VIVA, Senin 13 Agustus 2018.

Adapun buruknya kondisi fundamental Turki terlihat dari Defisit Transaksi Berjalan yang terus naik. Di mana pada 2016 mencapai US$33 miliar, 2017 mencapai US$47,4 miliar dan hingga Agustus 2018 mencapai US$57,4 miliar.

Selain itu, kurang baiknya fundamental Turki terlihat dari ekonomi negara tersebut yang overheating di mana pertumbuhan ekonominya di atas 7 persen namun inflasinya hingga Juli mencapai 13 persen.

Atas kondisi itu, jika melihat Indonesia yang nilai tukarnya melemah saat ini, Bambang menegaskan justru bukan sedang menuju krisis, tapi lebih karena konsekuensi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, di tengah perbaikan defisit transaksi berjalan.

"Jadi intinya kita berdampak terhadap nilai tukar mata uang, karena usai commodity boom kita kurang cepat memperbaiki struktur Current Account atau transaksi berjalan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya