Target Penghematan Devisa Perluasan Biodiesel 20 Akan Dihitung Ulang

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution.
Sumber :
  • Anwar Sadat/ VIVA.co.id

VIVA – Target penghematan devisa dari implementasi program mandatori perluasan implementasi bahan bakar campuran solar dengan minyak kelapa sawit 20 persen atau Biodiesel 20 (B20), diperkirakan tidak sesuai target yang dipatok pemerintah hingga akhir Desember 2018, yaitu sebesar Rp2,3 miliar.

Prabowo Bertekad Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Energy Watch Bilang Begini

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution akan melakukan pencocokan data kembali dengan pihak Kementerian ESDM dan lembaga terkait terhadap target penghematan devisa, apakah bisa sampai separuhnya atau tidak hingga akhir tahun. Sebab,  program tersebut memang masih belum berjalan dengan baik sebagaimana sebelumnya.

"Kita belum selesai (menghitungnya) makanya di-reconcile dulu. Karena memang B20 tadinya tidak berjalan dengan baik sehingga enggak berjalannya itu enggak bisa diukur dengan mudah. Memang ada bulan dia adanya dikit sekali. Begitu-begitu lah jadi gimana hitungnya ke depan," katanya saat ditemui di kantornya, Selasa, 18 September 2018.

Petrus: Biodiesel Jadi Pengganti Bahan Bakar Fosil pada 2045

Ditemui di lokasi yang sama, Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar menyebutkan, target penghematan devisa sebesar Rp2,3 triliun tersebut pada dasarnya bukan hingga Desember 2018 saja, melainkan target untuk satu tahun penuh sehingga saat ini tidak bisa disebutkan ada penurunan target penghematan devisa.

"Bukan kemungkinan turun, yang disebutkan selama ini setahun 2018. Kan kita enggak setahun, ini September, Oktober, November, Desember. Nah ini yang harus kita luruskan, di-recalculate kembali," ujarnya.

Menko Airlangga Bantah Mendag Zulhas soal Program B35 Bikin MinyaKita Langka

Dia menambahkan, "Nanti dari Pak Menko kita akan keluarkan datanya yang sudah reconcile, bukan enggak bisa dikonsolidasi dulu. Kan tujuan meeting hari ini rekonsiliasi data ya."

Arcandara menjelaskan, kendala yang ditemui dalam penerapan B20 adalah untuk teknikal di lapangan maupun supply chain (rantai pasokan). "Itu yang kami dalami, kami reconcile datanya, mana data yang benar," ujarnya.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjabarkan, implementasi kebijakan yang akan efektif berlaku per 1 September 2018 itu bisa menghemat devisa di kisaran US$2-2,3 miliar pada 2018 saja.

Hal ini didukung dari pernyataan Darmin saat meluncurkan program ini pada 31 Agustus 2018. Saat itu, Darmin mengatakan, hingga akhir tahun, program tersebut bisa menghemat devisa sampai Rp2,3 miliar sehingga dapat membantu penyehatan defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang saat ini mengalami pelebaran.

"Dengan demikian kita akan bisa menghemat devisa kita US$2 miliar sampai US$2,3 miliar sampai akhir tahun," ujarnya, di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat, 31 Agustus 2018.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya