Gubernur BI Yakin Keuangan Syariah Bisa Optimal Kurangi Kemiskinan

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Arrijal Rachman

VIVA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini, ekonomi dan keuangan syariah akan mampu membantu dunia menghadapi gejolak perekonomian global saat ini. Terutama, potensi besar untuk membantu mengakhiri kemiskinan, mengurangi ketidaksetaraan, serta mendorong pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Potensi Wakaf RI Tembus Rp 180 Triliun, Begini Caranya Bisa Bantu Genjot Ekonomi Berkelanjutan

Hal itu disampaikan Perry saat menjadi pembicara pembuka di acara bertajuk Mainstreaming Islamic Finance into Global Initiatives: Another Formidable Pillars in Promoting Sustainable Development Goals (SDGs). Acara tersebut digelar di sela acara Annual Meeting IMF-World Bank, di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Minggu 14 Oktober 2018.

"Hanya mengandalkan ekonomi konvensional tidak akan optimal untuk mengakhiri kemiskinan dan mengurangi ketidaksetaraan. Fakta ini memicu kita untuk mencari pendekatan baru untuk mendukung pencapaian pertumbuhan pembangunan berkelanjutan. Salah satu solusi yang tersedia adalah memanfaatkan ekonomi dan keuangan Islam," katanya.

OJK Sebut Keuangan Syariah Belum Optimal Dukung Industri Halal RI

Keyakinan itu lantaran ekonomi dan keuangan syariah banyak memiliki potensi besar. Di antaranya, perkembangan aset yang terus tumbuh pesat, di mana industri keuangan Islam yang mencakup perbankan Islam, manajemen aset, instrumen pasar modal, dan Takaful, tumbuh 10-12 persen setiap tahun, dengan total aset melebihi US$2 triliun.

Ekonomi dan keuangan syariah juga memiliki instrumen-instrumen keuangan sosial yang terus mendapat perhatian dunia, seperti zakat dan wakaf. Instrumen-instrumen itu, menurut dia, berfungsi sangat efektif sebagai redistribusi kekayaan kepada orang miskin dan  kurang mampu.

BI Proyeksikan Ekonomi Syariah RI 2024 Tumbuh 4,7-5,5 Persen 

"Zakat sangat terhubung dengan pendapatan dan secara bersamaan berperan sebagai automatic stabilizer. Saat pendapatan masyarakat menurun akibat perekonomian yang menurun, kewajiban membayar zakatnya juga menurun sehingga sangat membantu para pencari nafkah untuk melakukan penyesuaian," ujar Perry.

Dia melanjutkan, "Sementara itu saat meningkat maka perolehan pengumpulan zakat juga menjadi meningkat. Oleh karena itu, zakat memungkinkan distributive allocation works secara independen dan membantu menstabilkan siklus bisnis yang ekstrem."

Selain itu, wakaf dapat bertindak sebagai shock absorber saat terjadi guncangan ekonomi. Sebab saat ini, menurut dia, wakaf dimanfaatkan untuk membiayai proyek sosial dan komersial besar, seperti klinik amal, pusat medis, pusat perbelanjaan dan komersial, sebagai instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan sosio-ekonomi yang berkelanjutan.

Menurut Perry, prinsip-prinsip ekonomi keuangan syariah yang unik seperti sangat menekankan etika, keadilan, perlakuan adil, dan kesetaraan memiliki manfaat yang sangat besar, serta sejalan dengan prinsip-prinsip pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. 

"Ini juga menawarkan inklusi keuangan yang lebih besar untuk mendukung pengembangan UMKM dan melarang spekulasi yang mungkin menimbulkan risiko lebih sistemik, dibandingkan dengan pembiayaan tradisional," kata Perry.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya