Laba Bersih Bank Mandiri Tembus Rp18 Triliun

Bank Mandiri.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – PT Bank Mandiri Tbk berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih 20 persen secara tahunan (yoy) dalam periode Januari hingga September 2018 menjadi Rp 18,1 triliun. Capaian itu disumbang oleh kenaikan penyaluran kredit, peningkatan pendapatan bunga bersih dan pendapatan berbasis komisi.

Raup Laba Bersih Rp483 Miliar pada 2023, BRI Insurance Bagikan Dividen Rp 118 Miliar

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto menjelaskan, pihaknya berhasil mencatat kenaikan penyaluran kredit sebesar 13,8 persen menjadi Rp781,1 triliun hingga September 2018.

Dengan demikian, lanjut dia penghimpunan aset pun terdorong menjadi Rp1.173,6 triliun, atau tumbuh 8,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Cetak Laba Bersih 2023 Rp 6,8 Triliun, Jasa Marga Bagikan Dividen Rp 274,8 Miliar

"Laba bersih perseroan didukung oleh meningkatnya net interest income (pendapatan bunga bersih) sebesar 4,2 persen menjadi Rp40,5 triliun dan fee based income (pendapatan berbasis komisi) sebesar sebesar 11,4 persen menjadi Rp18,75 triliun," ujar Sulaiman dalam konferensi pers di Plaza Mandiri, Rabu 17 Oktober 2018.

Selain itu, ia melanjutkan, kinerja positif perseroan juga dibarengi dengan penurunan biaya pencadangan 10,3 persen menyusul penurunan rasio kredit macet atau Non Performing Loan Gross sebesar 74 basis poin menjadi 3,01 persen pada akhir September 2018.

RUPST Bukit Asam Sepakat Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun, 75 Persen dari Laba Bersih

Di sisi lain, biaya operasional berhasil terus ditekan dan hanya tumbuh single digit berkat penerapan prinsip efisiensi secara konsisten di seluruh proses bisnis.

Ia melanjutkan, persaingan yang semakin ketat serta kebijakan suku bunga yang diterapkan regulator menuntut perseroan melakukan perbaikan yang signifikan baik dari sisi pengelolaan aset produktif serta penajaman fokus bisnis.

“Penurunan rasio NPL terutama didorong oleh keberhasilan perseroan dalam melakukan restrukturisasi secara berkelanjutan, di samping pemantauan potensi bisnis debitur secara ketat sehingga dapat membantu debitur memenuhi kewajibannya,” kata Sulaiman. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya