Faktor Kepadatan, Nusantara Infrastructure Bangun Tol Elevated

Foto aerial suasana kemacetan di Jalan Tol.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Sebagai salah satu anggota konsorsium yang mengerjakan proyek JORR III seksi Cikunir-Ulujami, PT Nusantara Infrastructure Tbk, menyatakan bahwa ke depannya, proyek-proyek tol yang digarap pihaknya akan berkonsep elevated.

808 Ribu Kendaraan Diprediksi Tinggalkan Jabotabek pada Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

Direktur PT Nusantara Infrastructure (berkode saham META), Danni Hasan mengaku bahwa pihaknya kerap mempertimbangkan sejumlah aspek, seperti misalnya aspek kepadatan (density) pada lanskap proyeknya, sehingga opsi yang diambil adalah menaikkan jalan ke atas atau elevated way.

"Karena, memang kalau kita lihat, density jalan di kota juga sudah cukup tinggi. Jadi kan, opsi kita apakah kita mau melingkar ke JORR IV atau di atas," kata Danni di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa 27 November 2018.

Urai Kepadatan Lalu Lintas, Jasamarga Terapkan Contra Flow di Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Danni menjelaskan, apabila opsi melingkar ke JORR IV dipilih pihaknya, akan ada sejumlah kendala seperti misalnya soal akuisisi lahan yang akan lebih panjang dan lain sebagainya. "JORR III saja 90 kilometer, dari Serpong ke Bogor, lalu Bogor ke Sentul itu 90 kilometer. Sebab itu, kita cenderung ke atas," ujarnya.

Saat ditanya, apakah ke depannya kota-kota besar lain juga akan lebih mengonsepkan pembangunan jalannya ke konsep elevated, sehingga membuat tarifnya juga akan lebih tinggi, Danni pun membenarkan hal tersebut.

Mengungkap Status Land Cruiser Pelat Nomor B3BAS yang Ugal-ugalan

Namun untuk soal tarif, Danni membantah bahwa apabila kilometer yang akan ditempuh jauh, maka asumsi tarifnya juga akan lebih tinggi. Sebab, perhitungan mengenai jalan itu tidak hanya dilihat dari kilometernya, tetapi juga dilihat dari aspek fluidity (kelancaran)nya.

"Kalau tambah fluid, mau enggak bayar Rp20 ribu tetapi cuma lima menit? Atau dibalik, bayar Rp10 ribu, tetapi 50 menit? Kan, kalau bayarnya lebih mahal secara waktu lebih terprediksi," kata Danni.

"Di situ kan ada economic factor dan non-economic factor. Kenapa orang harus lepas kendaraan dan naik busway, LRT atau MRT? Karena, dia punya akurasi waktu," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya