Dampak Perang Dagang, Airlangga Sebut Nike Tambah Pesanan dari RI

Airlangga Hartarto
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, dampak perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China terus memberikan nilai positif bagi Indonesia. Teranyar, dikatakannya, produsen sepatu kenamaan asal Amerika Serikat, yakni Nike, bakal mengalihkan pesanannya ke Indonesia.

Dulu Beli Holden, Kini Mobil Buatan RI Siap Dijual ke Australia

"Dengan adanya trade war, beberapa produsen, saya sendiri ketemu dengan Nike dan yang lain, principle, yang sudah menyatakan bahwa mereka akan men-shift sebagian order ke Indonesia," kata Airlangga dalam diskusi Outlook Perekonomian Indonesia, di Jakarta, Selasa 8 Januari 2019.

Nike pada dasarnya saat ini memang telah banyak memanfaatkan berbagai produsen garmen domestik untuk memasok barang-barang olahraga bagi mereknya dari Indonesia. 

Di Indonesia Cuma Segini Orang yang Mampu Beli Mobil Pribadi

Namun, karena adanya tensi perang perdagangan itu, Airlangga menyatakan bahwa Nike semakin berniat untuk meningkatkan pesanan bagi produk-produk olahraganya dari Indonesia.

"Mereka sedang menyampaikan intention untuk mengisi tambahan demand, mereka akan memberikan kesempatan untuk Indonesia. Oleh karena itu, ada beberapa perusahaan dari Taiwan juga akan melakukan investasi di Indonesia," tutur dia.

Modal Pakai Sepatu, 5 Pemain Ini Bisa Langsung 'Mandi Duit'

Karenanya, perang perdagangan itu, menurut dia, tidak melulu berdampak negatif bagi kelangsungan perdagangan Indonesia ke negara-negara lain. Namun, juga bisa menjadi berkah yang memberikan peluang Indonesia semakin mampu meningkatkan produktivitas industrinya demi kelangsungan ekspor.

"Trade war ada positifnya buat Indonesia. Membuat China mencari alat produksi di luar China. Bicara korporasi salah satu yang mereka lihat Indonesia," tutur Airlangga.

"Ada beberapa brand yang lain (yang ingin tambah kapasitas), ada otomotif, kemudian sepatu, dan garmen juga. Di otomotif akan ada tambahan kapasitas, itu ada dari Eropa dan Asia," ujarnya. (art) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya