- ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
VIVA – Mata uang rupiah sepekan ini terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp14.031 per dolar AS pada Selasa 8 Januari 2019, atau menguat 74 poin (0,52 persen) dibanding hari sebelumnya.
Pengamat pasar modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia atau AAEI, Reza Priyambada mengatakan, banyak aspek dari dalam negeri yang masih cukup positif membantu rupiah untuk dapat melanjutkan penguatannya.
Meski demikian, Reza menjelaskan bahwa kondisi di Benua Eropa, data-data yang dirilis cenderung mengalami penurunan. Apalagi, dengan penilaian akan resesinya ekonomi Zona Eropa, maka kondisi tersebut bisa membuat laju euro melemah.
"Dengan pelemahan tersebut, maka hal itu akan memberikan kesempatan pada dolar AS untuk berbalik menguat, sehingga bisa berimbas negatif pada rupiah," kata Reza dalam keterangan tertulisnya, Rabu 9 Januari 2019.
Reza memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.132-14.150. Pergerakan rupiah yang masih berada di area lower bollinger band, memungkinkan untuk bergerak naik atau dengan kata lain meninggalkan area tersebut di mana cenderung dapat kembali melemah.
Apalagi, jika dilihat pergerakan euro yang kembali melemah memungkinkan dolar kembali menguat. Di sisi lain, penguatan rupiah yang telah berlangsung dalam beberapa hari terakhir juga perlu diwaspadai potensi pembalikan arah.
"Meski demikian, tetap waspadai berbagai macam sentimen dan adanya sentimen yang dapat membuat laju rupiah kembali melemah," ujarnya.
Namun, hari ini, berdasarkan data kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.120 per dolar AS atau melemah dibanding kemarin. (art)
