Reformasi Struktural Jadi Kunci Ekonomi Tumbuh Cepat

ilustrasi perkembangan digital.
Sumber :
  • Twitter.com/@gopayindonesia

VIVA –   Staf Ahli Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan, Amalia Adininggar Widyasanti menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selama 4,5 tahun hanya mampu tumbuh di kisaran lima persen, tidak akan mampu menjadikan Indonesia mendapatkan status sebagai negara maju.

Pemerintah Kantongi Rp 22,179 Triliun dari Pajak Digital

Menurutnya, itu disebabkan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan dapat menciptakan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara merata karena meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat. Selain itu pertumbuhan tinggi itu juga akan mendorong penciptaan pasar tenaga kerja hingga berujung pada semakin hilangnya angka kemiskinan.

"Indonesia butuh pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Sekarang rata-rata lima persen enggak cukup jadikan Indonesia sebagai negara maju," katanya di acara 100 Ekonom Perempuan Indonesia, Jakarta, Selasa, 26 Maret 2019.

9 Startup Terbaik akan Digembleng 90 Hari

Untuk itu, kunci pertumbuhan ekonomi yang cepat dan terus maju terletak pada reformasi struktural yang selalu dilakukan oleh pemerintah secara konsisten dan berkelanjutan. Misalnya, mengubah struktur ekonomi dari yang didasari oleh produk komoditas menjadi yang berbasiskan manufaktur. 

"Kita tahu Korea Selatan bisa Industrialisasi dan reformasi struktural. Kurang 20 tahun dia bisa pindah dari low income jadi high income. Sementara Chili, negara dengan pertumbuhan tinggi tapi dia butuh waktu lebih 50 tahun dari low income menjadi high income economy artinya reformasi struktural itu penting," tuturnya.

Pemberlakuan Tax Holiday saat Pajak Minimum: Untung atau Buntung?

Di samping itu, kemampuan pemerintah dalam memanfaatkan perkembangan teknologi dan digital di segala sektor-sektor penopang perekonomian juga menjadi bagian dari reformasi struktural itu sendiri. Di samping juga dengan terus meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya supaya dapat mengimbangi perubahan kapasitas industri itu sendiri.

"Arab Saudi punya Vision 2030, China punya Made in China 2025, India punya Make in India. Indonesia? Kita sudah melakukan dengan pembangunan infrastruktur yang masif. Kita sudah membenahi iklim usaha dengan deregulasi dan perizinan hingga pemberian inisiatif. Ini tidak cukup, kita harus terus lakukan reformasi struktural." (mus) 

Ekonomi Sirkular dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Melalui Ekonomi Sirkular

Bagaimana sirkular dapat menjadi aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan?

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024