- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2019 sebesar 5,01 persen atau lebih rendah dari catatan Februari 2018 sebesar 5,13 persen, Februari 2017 sebesar 5,33 persen dan Februari 2016 sebesar 5,50 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, meski terus mengalami penurunan, TPT di perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan, yakni masing-masing tercatat sebesar 6,30 persen dan 3,45 persen pada Februari 2019.
"Sekarang 5,01 persen dengan catatan tingkat pengangguran terbuka di kota lebih tinggi dari desa," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin, 6 Mei 2019.
Dia menjelaskan, TPT pada Februari 2019 masih didominasi oleh masyarakat dengan pendidikan akhir Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 8,63 persen. Diikuti oleh pendidikan Diploma I/II/III sebanyak 6,89 persen, serta Sekolah Menengah Atas (SMA) 6,78 persen.
Sementara itu, yang paling minim menyumbang TPT adalah masyarakat dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang hanya 2,65 persen, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5,04 persen dan lulusan Universitas sebanyak 6,24 persen.
"Jadi TPT terendahnya dari SD ke bawah bisa dimaklumi karena ketika pendidikan mereka rendah, mereka tidak akan pilih-pilih pekerjaan," ujarnya.
Jika dirujuk berdasarkan wilayahnya, Suhariyanto mengatakan, bahwa TPT tertinggi terdapat di Jawa Barat mencapai 7,73 persen. Diikuti Banten 7,58 persen, Maluku 6,91 persen, dan Kalimantan Timur sebanyak 6,66 persen.
Sementara itu, provinsi terendah yang memiliki TPT adalah Bali yang hanya sebesar 1,19 persen. Diikuti oleh Sulawesi Barat 1,45 persen, Bengkulu 2,50 persen, Yogyakarta 2,86 persen, dan Sulawesi Tenggara 2,96 persen.
"Tingkat pengangguran terendah di Bali, tertinggi di Jawa Barat. Sedangkan untuk DKI Jakarta sendiri masih di atas rata-rata TPT Nasional, yakni mencapai 5,13 persen." (mus)
