Ramadan, Inflasi Mei 0,68 Persen

Para pejabat BPS.
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVA.co.id.

VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat inflasi selama bulan puasa Ramadan 1440 Hijriyah atau pada Mei 2019 sebesar 0,68 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender sebesar 1,48 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,32 persen. 

5 Ancaman Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, berdasarkan pantauan dari 82 kota Indeks Harga Konsumen atau IHK, sebanyak 81 kota IHK mengalami inflasi, sedangkan satu kota mengalami deflasi. 

"81 kota alami inflasi bisa dipahami karena ini bulan Ramadan," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin 10 Juni 2019. 

Urgensi Sensus Pertanian di Era Kebijakan Berbasis Data

Dia menjabarkan, inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,91 persen dan terendah di Kediri sebesar 0,05 persen. Sementara itu, satu-satunya kota yang mengalami deflasi yakni Marauke sebesar 0,49 persen.

"Tertinggi di Tual 2,91 persen penyebabnya oleh kenaikan berbagai jenis ikan, plus tarif angkutan udara. Merauke karena penurunan harga beras dan sayuran," katanya. 

Memotret Sensus Pertanian 2023, Menjaga Ketanganan Pangan di Masa Depan

Berdasarkan catatannya, inflasi pada Mei 2019, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Mei 2018, yang sebesar 0,21 persen dan inflasi Mei 2017 sebesar 0,39 persen. Begitu juga secara tahunan, inflasi Mei 2019 masih cukup tinggi dibandingkan Mei 2018 yang sebesar 3,23 persen meski lebih rendah dari Mei 2017 yang sebesar 4,33 persen. 

Menurutnya, angka inflasi antar tahun tersebut tidak bisa di bandingkan secara apple to apple lantaran bulan puasa yang mendorong lonjakan inflasi pada Mei 2019 tidak terjadi di tahun-tahun sebelumnya, karena pada 2018 dan 2017, puasa Ramadan terjadi pada akhir Mei maupun awal Juni.

"Sehingga Mei ini harganya akan menumpuk di Mei. Kemungkinan besar di Juni nya rendah jadi situasinya agak berbeda," tegas dia. 

Adapun berdasarkan komponennya, inflasi inti tercatat sebesar 0,27 persen dengan andil 0,16 persen dan harga-harga bergejolak atau volatile price mengalami inflasi sebesar 2,18 persen, dengan andil 0,43 persen.

Sementara itu, untuk harga-harga yang diatur oleh pemerintah atau administered price mengalami inflasi sebesar 0,48 persen dengan andil 0,09 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya