Ekonomi Indonesia Diharapkan Pulih Mulai Kuartal Ketiga 2020

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro

VIVA – Pemerintah memprediksi pemulihan ekonomi akan mungkin terjadi paling tidak mulai kuartal terakhir 2020 dan akselerasinya dilakukan di tahun 2021.  

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan pertumbuhan ekonomi nasional untuk kuartal kedua dan ketiga mendapat tekanan sangat berat akibat pandemi virus corona. Pada skenario terberat ekonomi Indonesia akan berada titik mendekati nol. 

"Dan kalau untuk kuartal keduanya itu akan mendekati nol atau bahkan mungkin bisa negatif. Namun di kuartal ketiga kita harapkan sudah mulai pulih,” ujar Menkeu seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, Rabu 15 April 2020. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Bila pandemi corona berlangsung lebih lama, Menkeu bahkan menyampaikan skenarionya terburuk. Pada kuartal kedua dan tiga kemungkinan pertumbuhan ekonomi bisa mendekati nol dan 1,5 atau negatif di minus 2 persen. 

Sedangkan pascapandemi, masa akselerasi untuk 2021 kisarannya, menurut Menkeu, pemulihan adalah antara 5,5 persen hingga 4,5 persen. Meski begitu pihaknya masih harus melihat situasi di kuartal kedua ini, dan kecepatan untuk penanganan COVID-19. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

“Jadi hari-hari ini pun kalau kita membuat proyeksi, kita masih banyak sekali catatan. Namun tadi path-nya kita berharap kuartal ketiga dan kemudian akselerasinya di kuartal keempat, terutama pemulihan sudah bisa terlihat lebih indikasinya,” kata Sri Mulyani. 

Dengan implikasi naiknya jumlah kemiskinan dan pengangguran, Pemerintah sudah mempersiapkan langkah dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. 

“Jangka pendek seperti yang disampaikan oleh berbagai menteri, instruksi Bapak Presiden, pertama Kartu Prakerja kita naikan dari Rp10 triliun menjadi Rp20 triliun, itu bisa 5,6 juta masyarakat yang terdampak PHK ini bisa diserab,” katanya.

Jangka menengah 

“Dalam jangka menengah (dan) panjang kita tetap fokus bagaimana memperbaiki daya tahan dari dunia usaha dan bahkan meningkatkan daya tarik dari ekonomi Indonesia,” ucap Sri Mulyani. 

Ia juga mengingatkan agar jangan lupa kalau terus fokus pada reformasi dan menjaga dampak COVID-19 ini seminimal mungkin karena Indonesia bisa dianggap sebagai salah satu negara yang punya potensi untuk menarik investasi atau modal untuk meningkatkan dunia usaha. 

“Beberapa langkah seperti Jepang akan melakukan relokasi perusahaannya dari China ke luar atau dari negara lain, itu juga memberikan kesempatan,” ujarnya.

Jangka panjang

Langkah lainnya dalam jangka panjang, menurut Menkeu, adalah dengan omnibus law dan berbagai reformasi yang dilakukan yang bertujuan supaya sektor-sektor ini bisa mampu bertahan, namun juga mampu menarik modal baru. 

“Ini yang nanti akan terus kita perbaiki sehingga Indonesia mampu untuk menarik kembali kegiatan ekonomi. Dan oleh karena itu kemudian kemiskinan dan pengangguran bisa terus dikembalikan pada track penurunan,” ucapnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya