Tambah Saham Properti dan Kesehatan, Kinerja Perusahaan Ini Bisa Naik

papan Elektronik menampilkan pergerakan Saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah meningkatkan kepemilikan sahammya di emiten kesehatan dan properti pada pekan lalu. Saham LPKR di Siloam Hospitals (SILO) dan Lipo Cikarang (LPCK) dinaikkan kepemilikannya menjadi masing 55,4 persen dan 84 persen. 

IHSG Dibayangi Tekanan Kurs Rupiah dan Harga Komoditas

Aksi korporasi dengan dana sekitar Rp75 miliar dinilai tepat di tengah lesunya pasar saham di tengah lesunnya ekonomi karena pandemi Virus Corona atau COVID-19 saat ini. Selain karena harga sahammnya sedang diskon, kedua emiten itu dinilai punya prospek kinerja yang bagus di masa depan. 

Terbukti, dikutip dari data perdagangan bursa Efek Indonesia, pada Selasa 21 April 2020, harga saham LPCK telah menguat sebanyak 13 persen semenjak aksi korporasi pada Kamis, 16 April 2020 itu. Saham LPCK diperdagangkan pada Rp730 per lembar saham, naik dari Rp645 pada saat pembelian oleh LPKR.

IHSG Dibayangi Koreksi Wajar, Intip Rekomendasi Saham Jelang Akhir Pekan

"Penambahan kepemilikan di SILO dan LPCK bisa jadi salah satu strategi investasi yang tepat. Apalagi isu kesehatan saat ini jadi peluang untuk meningkatkan kinerjanya ke depannya. Sehingga potensi kenaikan harga tinggi dan suatu saat yang tepat LPCK bisa jual di harga tinggi,” ucap Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas dikutip dari keterangannya, Rabu 22 April 2020.

Karena itu, LPKR yang memiliki bisnis inti di sektor properti, juga kesehatan, akan memiliki kinerja positif dalam jangka panjang. Animo di kedua bisnis sektor itu memang masih cukup baik. Sektor kesehatan dianggap menarik karena merupakan segmen bisnis yang saat ini benar-benar dibutuhkan masyarakat. Khususnya, di tengah pandemi Corona di Indonesia saat ini. 

Prudential Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi 17 Triliun Selama 2023

“Akan ada peluang kinerjanya bisa lebih baik," kata Sukarno.

Yang pasti menurutnya, kesehatan emiten dengan proporsi recurring income yang besar menjadi kekuatan terbesar LPKR menghadapi ketidakpastian ekonomi, salah satunya akibat Virus Corona. Asal, perusahaan itu bisa memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada, dan dalam jangka panjang kinerja akan tetap positif.

Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) LPKR John Riady menyatakan, manajemen LPKR terus menerapkan strategi yang terukur dalam situasi penuh tantangan saat ini. Hal itu dilakukan dengan menguatkan bisnis properti dan kesehatan yang menjadi bisnis inti perusahaan.

Baca juga: Rizal Ramli dan JK Minta Jokowi Hentikan Proyek, Fokus Tangani Corona

John memastikan, LPKR telah berhasil mengeksekusi berbagai rencana bisnis seperti penyelesaian penawaran umum terbatas LPKR, pembiayaan kembali obligasi sejumlah US$325 juta dan penawaran obligasi tambahan sebesar US$95 juta. Kemudian penawaran tender obligasi, aksi buyback saham, juga memperbesar kepemilikan saham di Silomas Hospitals (SILO) dan Lippo Cikarang (LPCK).   

Sehingga dia meyakini, langkah-langkah tersebut akan memperkuat kinerja LPKR di masa depan. Sekaligus menurunkan rasio utang terhadap ekuitas Perseroan ke tingkat industri yang rendah yaitu 21 persen.

“Perseroan telah membuat perencanaan dalam memperkuat posisi keuangannya sehingga memiliki fleksibilitas di pasar keuangan yang sangat fluktuatif. Fundamental perseroan saat ini kuat dimana sebagian besar dari pendapatan LPKR bersifat berulang atau recurring income yang didukung oleh Siloam Hospitals,” ucap John.

Sebagai informasi, pembelian saham SILO dan LPCK oleh LPKR dilakukan saat valuasi harga sahamnya sangat menarik. Hal ini disebabkan terjadinya koreksi pasar dalam beberapa minggu terakhir.

Oleh karenanya, perusahaan dapat membeli saham dengan diskon menarik untuk industri pada harga rata-rata EV / EBITDA selama 5 tahun terakhir. Harga rata-rata akuisisi SILO dan LPCK berada di bawah 10x EV / EBITDA, sementara rekan-rekannya secara historis diperdagangkan pada EV / EBITDA rata-rata lebih dari 20 kali.

Di LPCK, diskon ke NAV lebih dari 91 persen pada harga transaksi rata-rata, diskon signifikan untuk rata-rata sejawat. John menegaskan, LPKR tetap konsisten dalam rencana bisnis untuk fokus pada properti dan layanan kesehatan sebagai bisnis inti. 

Ikuti berita terkini di VIVA Network terkait Virus Corona

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya