Kebijakan The Fed Ikut Topang Penguatan Rupiah

Menghitung uang kertas rupiah pecahan 100 ribu (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat pada perdagangan hari ini, Rabu, 17 Juni 2020. Walaupun, rupiah masih bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS.

Rupiah Menguat Pagi Ini Terdorong Optimisme Ekonomi RI Bakal Tumbuh di Atas 5 Persen

Di pasar spot, rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini ditransaksikan di level Rp14.065 per dolar AS. Menguat 0,17 persen dari penutupan perdagangan Selasa, 16 Juni 2020 di level Rp14.090 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan, faktor teknikal yang memengaruhi pergerakan rupiah tersebut masih seputar optimisme pasar terhadap relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Gubernur BI Sebut Rupiah Menguat Menuju Rp 15.800 per Dolar AS, Ini Faktor Pendukungnya

"Dengan telah dibukanya Pasar Tanah Abang, mal, dan perkantoran di DKI Jakarta yang merupakan barometer perekonomian Indonesia, pemerintah semakin percaya diri bahwa ekonomi akan kembali berjalan," kata Ibrahim dikutip dari analisisnya, Rabu, 17 Juni 2020.

Di sisi lain, bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), dikatakan Ibrahim, akan membeli obligasi korporasi di pasar sekunder serta memperluas pembelian surat berharga sebagai bagian dari skema stimulus.

Rupiah Perkasa ke Rp 16.088 per Dolar AS Usai Rilis Data Inflasi RI

"Investor akan mendengarkan petunjuk bahwa The Fed bersedia melakukan lebih banyak lagi kebijakan stimulusnya," tutur Ibrahim.

Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, menurut dia, juga sedang mempersiapkan proposal infrastruktur hampir US$1 triliun sebagai bagian dari upayanya untuk memacu perekonomian. Setelah adanya tekanan ekonomi akibat kebijakan lockdown demi mencegah penyebaran wabah Covid-19.

Bahkan, menurut dia, Bank Indoneasia tidak terlalu besar dalam melakukan intervensi penguatan rupiah sejak kemarin, karena dibantu oleh pernyataan bank sentral Amerika yang positif tersebut.

"Sehingga membawa angin segar bagi aliran modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri, terutama pasar obligasi dan Surat Utang Negara. Rupiah kemungkinan masih akan menguat di level 13.950-14.150," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya