Menteri Koperasi Ingin Sarjana Pengangguran jadi Reseller Produk UMKM

VIVA – Pemerintah tengah mempersiapkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai salah satu bantalan ekonomi untuk mencegah meledaknya angka pengangguran di Indonesia, yaitu sarjana-sarjana yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, bisa menjadi penjual produknya.

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, caranya dengan menjadikan para sarjana yang tidak terserap pasar tenaga kerja saat ini maupun yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK), sebagai penjual produk-produk UMKM. 

Sebab, dia mengatakan, meski UMKM mampu bertahan dari tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona atau Covid-19, karena memanfaatkan ekosistem digital yang sudah ada. Namun, tidak semuanya mampu memahami mekanisme pemasaran digital.

Ditemukan di Sejumlah Negara, Seberapa Bahaya Varian Baru Virus Corona Pirola?

"Jadi kita butuh reseller, perantara yang bisa jualan produk UMKM di e-commerce. Banyak orang di PHK, banyak lulusan sarjana enggak keserap sekarang, itu bisa kita latih jadi reseller produk-produk UMKM, ini akan bantu," jelas Tetan, Rabu 24 Juni 2020.

Menurut dia, yang menjadi kendalam UMKM saat ini adalah tidak adanya struktur bisnis yang jelas. Sebab, seluruh proses bisnis yang dijalankan bergantung kepada pemilik. Tidak terdistribusi sebagaimana perusahaan besar. 

Gawat, Ratusan Kucing di Pulau Siprus Meninggal Akibat Coronavirus

"Merespons permintaan konsumen ini rendah karena di UMKM sama dengan perusahaan besar, banyak CEO nya. Tapi kalau di UMKM itu istilahnya Chief Everything Officer, jadi enggak bisa semua UMKM online," ujarnya.

Sebagai informasi, sebelumnya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, jika tekanan ekonomi terus berlanjut sepanjang tahun ini dan terus terjadi hingga 2021, maka jumlah pengangguran pada 2021 bisa mencapai 10,7-12,7 juta orang.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dari catatan pengangguran yang sebelumnya telah diumumkan Badan Pusat Statistik pada Februari 2020 yang sudah mencapai 6,88 juta orang. Jumlah tersebut bertambah 60 ribu orang dari catatan pada 2019.

Namun, setelah adanya wabah Covid-19 yang terus menekan perekonomian hingga saat ini, diperkirakannya pada 2020 akan ada penambahan penggangguran sebanyak 4-5,5 juta orang dari yang tercatat pada 2019. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya