Kepala Bappenas Sebut Bali Aman Dikunjungi Wisatawan, Ini Alasannya

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa di Kantornya.
Sumber :
  • VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa memastikan, pariwisata di Bali sudah cukup aman bagi kunjungan wisatawan. Meskipun pandemi COVID-19 saat ini masih berlangsung di Tanah Air.

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Mengenai apa saja indikator baginya dalam mengasumsikan hal tersebut, Suharso pun membeberkan faktor-faktor yang mendukung pendapatnya itu.

"Sampai hari ini yang saya lihat (pariwisata Bali) aman. Karena saya lihat di sini sistem komunitasnya itu cukup ketat, karena mereka punya pecalang (polisi adat)," kata Suharso dalam telekonferensi, Selasa, 4 Agustus 2020.

Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet

"Jadi kalau sampai ada orang yang terkena COVID-19, mereka bisa mengatasi dan melacaknya dengan cepat," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Perintahkan BUMN hingga Pemda Belanja Masker Sebanyak-banyaknya

Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan Bakal Jadi Fokus Kemenparekraf

Kemudian, faktor yang kedua, menurut Suharso, adalah aspek kelengkapan fasilitas kesehatan yang dimiliki Bali saat ini, sudah cukup memadai. "Karena ini adalah kota internasional," kata Suharso.

Apalagi, lanjut Suharso, bisa dipastikan bahwa tingkat penularan atau jumlah angka orang yang terkena COVID-19 di Bali saat ini, sudah mulai menurun. "Dan mudah-mudahan dia bisa bertahan terus (menekan angka penularannya)," ujar Suharso.

Di sisi lain, Suharso pun menegaskan bahwa kalaupun sebuah daerah dinyatakan sebagai wilayah zona merah penyebaran Covid-19, bukan berarti zona merah yang dimaksud itu adalah di seluruh provinsi tersebut. "Bisa jadi hanya beberapa kabupaten/kota saja," ujar Suharso.

Belum lagi, apabila disebut bahwa sebuah kabupaten/kota itu sudah zona merah COVID-19, maka belum tentu juga di seluruh kabupaten/kota itu semuanya benar-benar telah menjadi zona merah.

Misalnya, lanjut dia, Jakarta yang disebut sebagai zona merah, mungkin yang dimaksud zona merah itu hanya Jakarta Selatan saja. Itu pun mungkin bukan di seluruh Jakarta Selatan, tapi misalnya hanya di Kebayoran saja.

"Di Kebayoran sendiri, itu pun mungkin hanya di kecamatan tertentu saja. Jadi jangan kemudian di 'gebyah uyah' bahwa semua wilayah atau provinsi itu seluruhnya zona merah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya