Gubernur BI Pede Ekonomi Kuartal III-2020 Mengalami Perbaikan

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengaku pihaknya sangat optimistis pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III-2020 akan lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Baca Juga: 5 Upaya BI Pulihkan Sektor Koperasi dan UMKM di Tengah COVID-19

Perry mengklaim, Bank Indonesia telah melihat berbagai indikator yang terjadi kuartal III-2020 ini, yang menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan ekonomi.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Kelihatan bahwa mobilitas manusia itu mengalami peningkatan di kuartal ketiga ini," kata Perry dalam telekonferensi, Jumat 9 Oktober 2020.

Meski demikian, Perry pun belum menjabarkan lebih lanjut mengenai indikator lainnya, yang membuat BI beranggapan dan yakin bahwa pertumbuhan ekonomi nasional sudah akan lebih baik di kuartal III-2020.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Dia hanya mengatakan, Bank Indonesia telah melihat bahwa sektor penjualan eceran telah mengalami kenaikan, demikian juga order untuk purchasing managers index atau PMI yang mengalami perbaikan termasuk di sektor ekspor.

"Bahkan termasuk juga kegiatan-kegiatan UMKM yang juga sudah mulai mengalami peningkatan," kata Perry.

"Sehingga di kuartal ketiga itu, meskipun kita masih akan mengalami kontraksi ekonomi, tapi tidak akan lebih buruk daripada kuartal kedua. Insya Allah akan ada perbaikan," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, pandemi COVID-19 telah mengharuskan pemerintah dan masyarakat melakukan langkah pembatasan-pembatasan sosial aktivitas manusia, dalam rangka untuk mengatasi masalah kesehatan.

Dengan demikian, pembatasan-pembatasan sosial yang harus dilakukan itu akhirnya turut berpengaruh kepada aktivitas ekonomi, dan membuat pertumbuhan ekonomi nasional sempat terkontraksi hingga minus 5,32 persen pada kuartal II-2020.

Bank Indonesia sebelumnya juga pernah menjelaskan bahwa kontraksi ekonomi akibat pandemi COVID-19 itu antara lain disebabkan oleh sejumlah hal, seperti misalnya terbatasnya konsumsi, investasi, maupun ekspor. Karenanya, pemerintah dan BI terus melakukan berbagai stimulus, guna menangkal dampak-dampak pandemi COVID-19. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya