Pelabuhan Patimban Sanggup Tampung 7,5 Juta TEUs Peti Kemas

Pelabuhan Patimban.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemenhub.

VIVA – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menegaskan bahwa tujuan Presiden Joko Widodo membangun Pelabuhan Patimban adalah sebagai infrastruktur strategis, yang dipersiapkan untuk memfasilitasi interaksi ekonomi nasional dan internasional.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Hal itu mencakup berbagai kegiatan dan potensi ekspor-impor yang bisa dimaksimalkan melalui Pelabuhan Patimban tersebut, serta kegiatan perdagangan antarpulau untuk menghadapi era Indonesia emas pada 2045.

"Desain pelabuhan dengan dermaga yang dibangun di lepas pantai terhubung dengan jembatan dari daratan, terminal peti kemas kita rencanakan dengan kapasitas 7,5 juta TEUs," kata Budi Karya dalam telekonferensi, Kamis 7 Januari 2021.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

"Tadi dinyatakan kemungkinan (siap) adalah tahun 2027. Tapi insya Allah dengan niat baik kita, itu bisa dimajukan karena memang potensinya luar biasa," ujarnya.

Baca juga: Jokowi: Sedang Menanti Vaksin COVID-19? Sabar, Saya Juga

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Selain untuk kontainer, Budi Karya memastikan bahwa Pelabuhan Patimban ini juga bisa digunakan untuk fungsi lain, yakni untuk terminal otomotif dengan kapasitas 600 ribu CBU (Completely Built Up) per tahun. "Itu adalah suatu jumlah yang besar, dan tentu nanti membuat Indonesia menjadi satu negara eksportir yang diperhitungkan di dunia," kata Budi Karya.

Kedalaman draf (lambung kapal) Pelabuhan Patimban yang direncanakan sedalam 16 meter, diharapkan juga mampu menampung kapal-kapal besar agar bisa merapat ke Pelabuhan Patimban.

Sebab, lanjut Budi Karya, menurut jurnal Review of Maritime Transport 2017 dikatakan bahwa dalam mewujudkan suatu pelabuhan agar menjadi pusat konektivitas, maka pelabuhan itu harus terhubung dengan baik pada kegiatan industri dan perdagangan internasional.

"Serta harus memperhatikan beberapa aspek yaitu kecepatan, akses, peralatan modern, dengan layanan dan otomasi yang berbasis teknologi dan digitalisasi," ujar Budi Karya.

Dia menambahkan, pelabuhan merupakan simbol utama dalam rantai transportasi global, yang menyediakan akses ke pasar, mendukung rantai pasokan, menghubungkan konsumen dan produsen, serta membawa manfaat bagi masyarakat lokal. Apalagi, Pelabuhan Patimban ini juga dirancang melalui konsep sustainable, green, smart, dan integrated international port.

"Pengembangannya dilengkapi dengan kawasan pendukung seperti pergudangan, area penumpukan kontainer, perkantoran, dengan luasan 350 hektare, dan direncanakan akan ditambah menjadi 500 hektare," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya