COVID-19 Bermutasi, Sri Mulyani Ungkap Kekhawatiran Ekonomi Dunia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan keterangan pers.
Sumber :
  • instagram @smindrawati

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, kondisi perekonomian dunia masih akan terus menghadapi risiko atau tantangan. Kondisi ini terutama akibat berbagai kebijakan untuk menghadapi Pandemi COVID-19.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Mengutip laporan yang dilakukan oleh World Economic Forum bertajuk The Global Risks Report 2021, Sri mengatakan bahwa perekonomian dunia tengah dihadapi risiko jangka pendek, menengah dan panjang yang harus segera diantisipasi.

Menurutnya langkah antisipasi ini juga harus disiapkan sejak dini. Sebab, perkembangan Pandemi COVID-19 telah memunculkan varian baru dengan identitas B117. Varian ini menurutnya, menjadi ancaman baru karena cepat menular.

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun Untuk Bangun Semua Rumah yang Hancur di Gaza

Baca juga: Sri Mulyani Rombak Jajaran Eselon I Kemenkeu, Ini Rinciannya

"Vaksinasi dan angka penularan yang menurun namun ini tidak merupakan alasan bagi kita terlena. Bahkan kita mendengar munculnya varian baru B117 yang tentu lebih cepat menular dan jadi ancaman," kata dia, Jumat, 12 Februari 2021.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Dengan terus berkembangnya pandemi ini, Sri menyatakan, risiko jangka pendek menengah, yakni 3-5 tahun ke depan di antaranya adalah ketidakstabilan harga, mengembangnya harga-harga aset hingga ancaman krisis utang.

"Yang diidentifikasi sebagai dampak kebijakan countercylical oleh seluruh negara dunia maka ke depan (ada) berbagai risiko seperti asset bubble, price instability, commodity shock dan debt crisis serta risiko geopolitik," tegasnya.

Sementara itu, risiko jangka menengah panjang atau periode 5-10 tahun yang sudah diidentifikasi World Economic Forum dikatakan Sri berkaitan dengan dampak perubahan iklim yang terus memburuk hingga perkembangan teknologi digital.

"Perubahan iklim dan juga perlunya diwaspadai digital power concentration, digtal inequlity dan cyber security failure. Dinamika ini yang merupakan tantangan yang harus terus dilihat dan diwaspadai serta direspons," ungkap dia.

Bagi Indonesia sendiri, Sri mengatakan, antisipasi berbagai krisis tersebut harus diantisipasi sejak saat ini. Pada 2021, dikatakannya Indonesia juga tengah fokus untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional dari dampak COVID-19 pada 2020.

"Tahun 2021 merupakan satu tahun untuk memulihakan perekonomian Indonesia tapi kita juga tahu ada banyak tantangan dan tanggung jawab yang akan diemban Indonesia. Tahun 2022 kita akan menjadi tuan rumah atau memegang presidensi G20," tutur Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya