Ada Isu Tax Amnesty Jilid II, Rupiah Punya Peluang Untuk Menguat

Rupiah Menguat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat tipis pada perdagangan akhir pekan, Jumat, 21 Mei 2021. Rupiah masih bertahan di kisaran atas level Rp14.350 per dolar AS.

Rupiah Mulai Perkasa ke Rp 16.205 per Dolar AS, Ini Pendorongnya

Di pasar spot, pada perdagangan pagi ini, rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.362 per dolar AS. Melemah sekitar 0,09 persen dari penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp14.375.

Adapun data terakhir kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) Bank Indonesia pada pukul 15.15 WIB kemarin telah menetapkan nilai tengah rupiah di level Rp14.396 dari hari sebelumnya Rp14.313.

Anak Buah SYL Dapat Perintah Siapkan Uang 4.000 Dolar Hasil Palak Pejabat Kementan, Untuk Apa?

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, penguatan ini ditopang oleh sentimen pelaku pasar keuangan terhadap isu adanya kebijakan pengampunan pajak lagi atau dikenal Tax Amnesty Jilid II.

"Pemerintah saat ini sedang membutuhkan dana cukup besar, salah satu strateginya adalah melakukan tax amnesty. Karena di tax amnesty jilid I masih banyak pengusaha yang belum melaporkan," kata dia dikutip dari analisisnya hari ini.

Rupiah Kembali Anjlok ke Level Rp 16.234 per Dolar AS

Menurutnya, jika program ini berhasil mendorong para pelaku usaha melaporkan data perpajakannya secara benar maka pemerintah bisa mendapatkan dana segar yang cukup besar untuk menutupi defisit APBN.

"Seandainya semua pengusaha di seluruh nusantara secara suka rela melakukan tax amnesty sudah tentu negara akan mendapatkan dana yang cukup besar bahkan bisa menutupi defisit anggaran selama ini," ucapnya.

Dari eksternal, Ibrahim melanjutkan, sentimen yang memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah hari ini adalah rencana pengurangan pembelian aset atau obligasi oleh Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.

"Risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve mengungkapkan ada lebih banyak pembicaraan tentang pengurangan pembelian obligasi mereka daripada yang dipikirkan investor," tuturnya.

Dengan berbagai perkembangan ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah masih akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.360-Rp14.450 per dolar AS. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya