Cara Jaga Produksi Kelapa Pandan Wangi Asal Sumut Saat Pandemi

Kebon Kelapa Pandan Wangi di Sumatera Utara.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Pandemi COVID-19 menjadi tantangan tersendiri dalam meningkatkan produksi perkebunan di Tanah Air. Salah satunya adalah kebun kelapa pandan wangi asal Sumatera Utara yang kini ditetapkan sebagai produsen benih unggul.

Menggenggam Kilau Emas, Kisah Inspiratif Yoki Hardian Tenggara

Pengelola Kelapa Pandan Wangi di Pantai Cermin Kanan Sumatera Utara, Jasman Silitonga mengatakan di masa pandemi COVID-19 ini pihaknya harus tetap menjaga produksi bisa berjalan dengan baik dan terjaga kualitasnya.

“Salah satunya kita selalu melaksanakan seleksi ketat, seperti penebangan pohon yang kita rasa kurang produktif, kurang wangi, kurang secara fisik dan secara genetik kurang membawa rasa pandannya, jadi kita tebang,” kata Jasman dikutip dari keterangannya, Kamis 15 Juli 2021.

Terinspirasi Langkah Indonesia, Amerika Serikat Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Selain itu, tambah dia, mengembangkan produksi kelapa pandan wangi juga bukan hal mudah, sebab perlu tekad dan komitmen yang kuat tidak mengenal kata menyerah, untuk terus berjuang mengembangkan kebunnya. 

Dalam pengembangan kelapa ini, Jasman dihadapkan pada berbagai tantangan, salah satunya untuk meningkatkan produksi memerlukan penambahan lahan dan pengolahan limbah. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

“Meningkatkan produksi membutuhkan lahan, ada lahan yang akan dikembangkan, tetapi kemarin terkendala di administrasi dengan pemkab terkait izin kelola, tapi lahan tersebut tidak termasuk kawasan hutan, namun pemkab belum memberikan izin. Saat ini kita belum tahu apa masalahannya,” ujarnya.

Perlu diketahui, kebun kelapa pandan wangi milik Jasman silitonga harus mengalami proses berjuang selama kurang lebih 18 tahun sebelum kebunnya ditetapkan sebagai produsen benih unggul kelapa pandan wangi. 

Jasman Silitonga mulai menggeluti usaha kelapa pandan wangi ini sejak 2001. Di mana membutuhkan waktu empat tahun, mulai dari 2014 hingga 2018, baik dari proses pengamatan hingga ditetapkan kebun ini sebagai kebun sumber benih unggul lokal oleh Ditjen Perkebunan selanjutnya dilepas sebagai varietas unggul kelapa pandan wangi oleh Kementerian Pertanian.

“Kita fokus dibenih, benih kita sudah hampir seluruh Indonesia, sejak ini dilepas tahun 2018 sampai dengan 2021 ini kita sudah edarkan sekitar 70.000 benih ke seluruh Indonesia. Kalau setahun untuk saat ini produksi kelapa pandan wangi kita sekitar 22.000 butir per tahun per hektare, sedangkan populasi kita seluas 13 hektare sudah tanam,” kata Jasman. 

Ia mengungkapkan, kelapa pandan wanginya sudah ditanam di Papua Barat, sebagai salah bentuk kita untuk mempromosikan kelapa ini pada program Kapak Tersenyum. 

Terbukti dari proses perjalanan dari awal hingga saat ini, upaya kerja keras, kesabaran dan komitmen kuat yang dilakukan oleh Jasman dan anggotanya selama bertahun-tahun ini telah membuahkan hasil. 

“Mudah-mudahan kelapa ini bisa berkembang ke seluruh Indonesia dan kita bisa menjadi pemasok atau mensuplai kelapa ini ke seluruh dunia, karena pasarnya masih sangat terbuka dan peluangnya sangat besar,” ujarnya. 

Saat pemeliharaan kebun pun, Jasman juga selalu arahkan anggota untuk mengutamakan jaga kesehatan dan menjaga jarak saat bekerja, kita selalu melaksanakan protokol kesehatan walau di kebun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya