Menteri Teten Tegaskan Digitalisasi Bikin Daya Tahan UKM Makin Kuat

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki optimistis, perekonomian Indonesia bisa kembali bangkit dengan cepat. Optimisme tersebut didasari oleh semangat UKM untuk terus berusaha bertahan selama gempuran Pandemi COVID-19 hingga saat ini.

Huawei Band 9: Layar Mirip Smartwatch, Harga Cuma Setengah Juta

Karena itu Teten menambahkan, untuk terus dapat mengakselerasi kinerja, digitalisasi perlu dilakukan guna mendorong UMKM untuk terus berdaya saing. Hal itu menjadi penting terlebih lagi, Survei yang dilakukan Bank Dunia pada 2021 menyebut, 80 persen UMKM yang sudah masuk ekosistem digital mempunyai daya tahan yang lebih baik.

Selain itu lanjut Teten, survei lainnya yang dilakukan asosiasi e-Commerce Indonesia juga menyebutkan bahwa selama pandemi telah terjadi kenaikan penjualan e-Commerce sebesar 25 persen. Artinya masyarakat Indonesia terutama pelaku UKM telah keluar dari zona nyaman dan beradaptasi untuk bertahan. 

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan Hingga Stabilitas Geopolitik

"Namun, tantangan dan masalah dalam digitalisasi seperti kurangnya literasi digital serta akses pasar yang menjadi pekerjaan bersama yang perlu diselesaikan,” kata Teten dalam webinar bertajuk Jaga UMKM Indonesia di sesi Bangkit dan Tumbuh Bersama di Tengah Pandemi, Kamis, 5 Agustus 2021.

Teten menjelaskan, UMKM pada kuartal kedua tahun ini juga semakin membaik. Mengutip hasil survei Mandiri Institute pada 2021, 85 persen responden UMKM menyebut kondisi usaha mulai berjalan normal pada kuartal II. Selain itu, 22 persen UMKM yang tadinya berhenti beroperasi sudah kembali beroperasi.

Jembatani Kesenjangan Akses E-Commerce Daerah Non-Urban, Clubb Kyta Gandeng Mahasiswa

Baca juga: Intip Faktor Pendorong Ekonomi RI Tumbuh 7,07 Persen Kuartal II-2021

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Sunarso mengungkapkan, ada 45 juta masyarakat termasuk pengusaha ultra mikro yang butuh pendanaan saat ini. Survei internal BRI mencatat, baru 15 persen dari jumlah itu yang mendapatkan pelayanan dari lembaga keuangan.

"Jadi ada sekitar 5 juta yang meminjam dari rentenir dan 7 juta yang pinjam dari keluarga. Sisanya sama sekali belum mendapatkan layanan dari lembaga keuangan. Ini yang akan menjadi fokus BRI bagaimana mereka bisa mendapatkan pelayanan keuangan," ujarnya. 

Sunarso menegaskan, BRI selalu melakukan edukasi kepada masyarakat saat ini. Antara lain bagaimana cara mengakses informasi, pasar dan juga permodalan.

"Karena selama ini, banyak yang mengeluh sulit untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Tapi ketika ditanya apakah sudah pernah mencoba pinjam ke bank, dijawab belum pernah," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Kepesertaan BPJamsostek Zainuddin mengatakan, usaha kecil, mikro dan informal termasuk kategori yang rentan apabila terjadi risiko. Karena itu, negara berusaha untuk melindungi mereka.

Menurutnya, 45 persen UMKM berhenti karena masalah modal, di masa pandemi ini karena masalah kesehatan yaitu tingkat kematian tinggi. Apabila pemilik meninggal maka akan terjadi multiplier effect. 

"Di sini, BPJamsostek ingin hadir untuk memberikan perlindungan bagi pengusaha kecil, mikro dan informal,” jelas Zainuddin.

Zainuddin pun berharap UMKM bisa mendaftar menjadi peserta BPJamsostek agar mendapatkan perlindungan. UMKM yang ingin mendaftar tidak harus datang ke kantor BPJamsostek tetapi bisa melalui e-Commerce. Pembayaran iuran juga bisa dilakukan secara daring.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya