Jokowi Bilang Bendungan Pengendali Banjir Jakarta Tuntas November 2021

Presiden Jokowi dan Menteri PUPR Saat Meresmikan Bendungan Bendo, Ponorogo Jatim
Sumber :
  • Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Dua bendungan di Kabupaten Bogor Jawa Barat, yakni Bendungan Cimahi dan Bendungan Sukamahi, disebut akan mampu mengendalikan banjir di Ibu Kota DKI Jakarta. Karena akan mampu menahan dan mengendalikan air dari kawasan tinggi ke wilayah Jakarta.

Berbulan-bulan Banjir Tak Kunjung Surut, Daerah di Bulak Barat Depok Ini Bak Kampung Mati

Pada tahun 2018, Presiden Joko Widodo sempat meninjau kedua bendungan yang baru mulai dibangun tersebut. Kini, Kepala Negara kembali menyebut bahwa kedua bendungan itu akan rampung pada November 2021. Bersamaan dengan puluhan bendungan lainnya di Tanah Air.

Kepastian kedua bendungan yang akan mampu mengendalikan banjir Jakarta itu rampung tahun ini, dikatakan Presiden saat meresmikan Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, Selasa kemarin 8 September 2021.

Kasus Temuan Mayat Bayi Tanah Abang, Polisi Tangkap Orang Tua

Presiden Jokowi mengatakan, untuk 2021 ini ada 17 bendungan di Indonesia yang diselesaikan. Ada yang sudah diresmikan, ada juga yang akan rampung akhir tahun ini. Seperti Bendungan Paselloreng dan Bendungan Karalloe di Provinsi Sulawesi Selatan, Bendungan Ladongi di Provinsi Sulawesi Tenggara, Bendungan Bintang Bano di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

"Kemudian Bendungan Ciawi bulan November di Jawa Barat. Bendungan Sukamahi ini juga di Jawa Barat bulan November," kata Presiden Jokowi, seperti dalam youtube Sekretariat Presiden, dikutip VIVA, Rabu 8 September 2021.

Ribuan Rumah dan Ratusan Hektare Sawah di Tasikmalaya Terendam Banjir

Kedua bendungan itu disebut mampu meredam 30 persen air yang biasa masuk ke Jakarta. Meski demikian, saat meninjau bendungan ini pada 2018 lalu, Presiden Jokowi tetap berharap agar sektor hilir di Jakarta seperti naturalisasi sungai hingga memperbaiki drainasenya, tetap dilakukan.

"Karena lebarnya (Ciliwung) sangat kurang. Sekarang ada yang 12 meter, 10 meter, normalnya harusnya 60 meter atau paling tidak 40 meter," kata Jokowi saat itu.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam keterangannya tahun lalu menyebut, kedua bendungan itu adalah pertama kali dibangun sebagai bendungan kering. Karena air akan terisi saat musim hujan tiba.

"Kedua bendungan ini bukan untuk keperluan irigasi atau air baku, namun untuk meningkatkan kapasitas pengendalian banjir," kata Basuki seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 6 Desember 2020 lalu.

Kontrak pembangunan Bendungan Sukamahi senilai Rp447,39 miliar, dan ditandatangani pada 20 Desember 2016 dengan kontraktor PT Wijaya Karya-Basuki KSO.

Bendungan tersebut memiliki daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare. Bendungan ini memakan lahan seluas 46,7 hektare dengan lahan yang sudah dibebaskan mencapai 40,86 hektare.

Kontrak pekerjaan Bendungan Ciawi ditandatangani 23 November 2016 dengan kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna.

Bendungan Ciawi direncanakan memiliki volume tampung 6,05 juta m3 dan luas genangan 39,40 hektare dengan biaya pembangunan sebesar Rp798,7 miliar. Pembangunannya mulai pada 2 Desember 2016.

Dari penelusuran debit banjir kala ulang 50 tahun, Basuki menyatakan bahwa dengan dibangunnya Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi mengurangi debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 577,05 m3/det. 

"Bila dikurangi dengan debit Sungai Ciliwung yang nantinya dialirkan Kanal Banjir Timur melalui Sodetan Ciliwung sebesar 60 m3/det maka debit di Pintu Air Manggarai sebesar 517,05 m3/det," jelas Basuki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya