Kelakar Bos Bank Sentral Inggris, Kapan Wabah Belalang Datang

Menara Jam Big Ben
Sumber :

VIVA – Gubernur Bank of England Andres Bailey memperingatkan para profesional dan ekonom di negaranya, bahwa Inggris sedang mengalami fase yang sulit dalam upaya pemulihan ekonomi terdampak COVID-19 saat ini. 

Diskusi dengan Pebisnis di London, Airlangga Pastikan Stabilitas Ekonomi RI Usai Pemilu 

Bahkan saking melambatnya pemulihan ekonomi yang terjadi, dia pun berkelakar dengan melontarkan pertanyaan menohok, bahwa 'kapan wabah belalang akan datang'. Andrew menyampaikan tersebut saat berpidato dalam jamuan makan malam di depan Society of Professionals Econommist di Inggris.

"Saya harus mengatakan bahwa ketika saya mendengar bahwa kami sedang mengaami  kekurangan angin untuk menghasilkan kekuatan (pemulihan ekonomi), saya tergoda untuk bertanya, ‘dan kapan belalang akan tiba," katanya dikutip dari Aol.co.uk, Selasa, 28 September 2021.

Menko Airlangga Minta Inggris Berkeadilan dalam Penerapan Sertifikasi Berkelanjutan Palm Oil

Baca juga: Erick Thohir Tegaskan Transformasi BUMN Bakal Bereskan Masalah Utang

Dalam kesempatan itu, Bailey mengatakan bahwa suku bunga harus dinaikkan untuk memperlambat kenaikan harga. Karena laju ekonomi saat ini tidak cukup kuat untuk mempertahankan intervensi pemulihan ekonomi.

RI Siapkan Gugatan ke Airbus Atas Dugaan Kasus Suap Pembelian Pesawat

"Pemulihan telah melambat dan ekonomi telah diterpa guncangan tambahan. Peralihan permintaan dari barang ke jasa, karena COVID telah memudar dalam hal dampak ekonominya, hingga saat ini belum terjadi pada skala yang diharapkan. Sementara itu, kemacetan pasokan dan kekurangan tenaga kerja telah membebani output, dan terus berlanjut,” tegasnya.

Meski demikian, dia berpendapat, tekanan harga hanya sementara karena permintaan bergeser kembali dari barang ke jasa. Rantai pasokan global memperbaiki diri dan harga komoditas kembali ke tingkat rata-rata.

“Namun, tekanan masih sangat besar bagi kami, dan kami yakin masih ada harga eceran yang akan datang, dan harga output pabrikan masih naik dengan cepat,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya