Relaksasi PPKM, Penumpang Pesawat Naik Kapal Laut Masih Lesu

Calon penumpang di bandara berjalan menuju pesawat terbang. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

VIVA – Jumlah penumpang alat transportasi di Indonesia mulai kembali membaik pada Agustus 2021. Pada periode itu, penumpang angkutan udara naik baik tujuan dalam maupun luar negeri tumbuh.

Aplikasi Ini Bisa Bikin Penumpang Terhibur di Pesawat

Kepala BPS, Margo Yuwono mengungkapkan, pada Agustus 2021 jumlah penumpang pesawat atau angkutan udara sebanyak 1,1 juta orang. Jumlah tersebut naik 7,26 persen dibanding Juli 2021.

"Jadi searah dengan perbaikan mobilitas namun dibanding tahun lalu masih turun cukup tajam sebesar 46,24 persen," kata dia saat konferensi pers, Jumat, 1 Oktober 2021.

Beredar Video WN Polandia Kehilangan Isi Kopernya, Pihak Bandara Ngurah Rai Bali Beri Penjelasan

Sementara itu, jumlah penumpang dengan tujuan luar negeri naik sebesar 3 persen atau menjadi 33,6 ribu orang. Peningkatan terbesar terjadi di Bandara Ngurah Rai, Bali sebesar 100 persen.

Margo pun mengungkapkan, meningkatnya jumlah penumpang angkutan udara ini seiring dengan dilonggarkannya kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

"Jadi untuk mobilitas penduduk dengan menggunakan angkutan udara pada Agustus baik domestik dan internasional sudah mengalami perbaikan," ungkapnya.

Adapun untuk jumlah penumpang angkutan laut malah mengalami penurunan. Pada Agustus 2021 jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri sebanyak 1 juta orang atau turun 4,29 persen dibanding Juli 2021.

Untuk jumlah barang yang diangkut melalui kapal laut pada Agustus 2021 sebanyak 25,9 juta ton, turun 1,22 persen dibanding bulan sebelumnya. Tapi naik 1,14 persen dibanding Agustus 2020.

Kemudian, penumpang kereta api di Jawa dan Sumatera yang berangkat pada Agustus 2021
tercatat sebanyak 6,5 juta orang. Angka ini tercatat naik sebesar 13,36 persen dibanding bulan sebelumnya.

Dari jumlah tersebut sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek, yang merupakan penumpang pelaju atau kereta commuter, yaitu sebanyak 5,9 juta orang atau 91,28 persen dari total penumpang kereta.

Peningkatan jumlah penumpang terjadi di wilayah Jabodetabek sebesar 16,56 persen, sebaliknya wilayah Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera mengalami penurunan masing-masing 2,21 persen dan 64,36 persen. 

Baca juga: Citilink yang Mendarat Darurat karena Anak Buka Penutup Pintu Darurat

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya