Emisi Karbon Sektor Bangunan Jadi Perhatian Serius Menteri PUPR

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Sumber :
  • Dokumentasi BNPB.

VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengaku bahwa pihaknya sangat memerhatikan isu perubahan iklim yang tengah terjadi secara global saat ini.

Menteri PUPR Basuki Lapor ke Jokowi Tidak Mau Maju di Pilkada Jakarta

Dia menjelaskan proporsi emisi karbon dari sektor sampah dan bangunan sebagaimana yang dicatat oleh UN Environment Programme pada tahun 2019 lalu.

"Di mana tercatat bahwa data emisi karbon global dari sektor bangunan mencapai 38 persen dari total," kata Basuki dalam telekonferensi, Rabu 27 Oktober 2021.

Siap Pindah ke IKN Juli 2024, Basuki: Istri Saya Sudah Lihat-lihat ke Sana

"Sedangkan data emisi karbon global dari sektor persampahan menurut data World Bank adalah 15 persen," ujarnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di TPAS Banjar Bakula, Kalsel.

Photo :
  • VIVA/Dusep Malik
Menteri Basuki Ultimatum HK Rampungkan Tol Trans Sumatera Seksi Padang-Sicincin Juli 2024

Baca juga: UNS Beberkan Detik-detik Meninggalnya Gilang saat Diklatsar Menwa

Basuki menjelaskan, besaran proporsi emisi karbon dari kedua sektor inilah yang akan Kementerian PUPR turunkan melalui berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur ke depannya.

Kemudian terkait perubahan iklim dan kerentanan bencana, Basuki menjelaskan, berdasarkan laporan dari Center for Research on The Epidemiology of Disasters (CRED), sekitar 90 persen dari bencana alam yang terjadi di seluruh dunia selama dekade terakhir ini utamanya diakibatkan oleh masalah perubahan iklim.

"Tercatat, banjir telah menimbulkan korban hingga mencapai dua miliar orang selama tahun 1998-2017," kata Menteri PUPR.

Sementara itu, di Indonesia setidaknya terdapat 5.000-an kejadian bencana akibat musibah banjir, selama kurun waktu 2012-2019 dengan 5.100 korban jiwa dan 100 ribu rumah rusak.

"Data ini menunjukkan tingginya kerentanan bencana di Indonesia, sekaligus masih lemahnya upaya mitigasi dan pengurangan risiko bencana," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya